DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Pihak PLTA Kerinci Berikan Penjelasan Terkait Demo Masyarakat Lubuk Paku

Kerinci, MZK News – Sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Peduli Pulau Kandi melakukan aksi demo di depan kantor PT KMH PLTA Kerinci pada Kamis (13/02/2025).

Dalam aksinya tersebut, mereka menuntut penjelasan dari PT KMH karena ada dugaan hilangnya Pulau Kandis akibat genangan air dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Merangin.

Mereka juga menyebut pulau tersebut telah menjadi bagian dari sejarah dan budaya masyarakat setempat yang lenyap dan memicu kekhawatiran warga akan dampak lingkungan yang lebih luas.

Saat dihubungi secara terpisah, Manager Humas PT KMH PLTA Kerinci Aslori Ilham membenarkan adanya aksi tersebut. Dirinya tidak mengerti apa yang didemo masyarakat, namun jika masyarakat tidak puas itu hak masyarakat dan menyarankan untuk menempuh jalur hukum, karena Pihak PLTA sudah memberikan kompensasi untuk lokasi pulau kandi tersebut kepada Kepala Desa dan Lembaga Adat desa.

“Bener ada demo tadi katanya sih dari Masyarakat Lubuk Paku, saya sendiri juga bingung yang mereka tuntut, mereke minta penjelasan dan sudah kita jelaskan bahwa kompensasi sudah kami berikan,” jelas Aslori saat dikonfirmasi via whatsapp, Kamis, (13/02).

Lebuh lanjut, Aslori mengatakan itu hanya segelintir orang yang tidak puas dengan penjelasan kades.

“Itu hanya sebagian saja yang tidak puas dengan penjelasan kades setempat. Kalau masalah dampak lingkungan itu pihak yang berwenang menjelaskan, kami sebatas pembangunan yang diberikan izin, hingga saat ini PLTA aman-aman saja,” tutupnya.

Untuk diketahui, Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci, milik PT Kerinci Merangin Hidro Power (KMH) terus dikebut. Nilai investasi pembangkit listrik ini mencapai US$ 895 juta atau Rp 13 triliun. Hingga saat ini proses pembangunan sudah mencapai 70 % dan akan beroperasi sepenuhnya pada Maret atau April 2025 mendatang.

Sementara, Kades Lubuk Paku saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp, tidak aktif dan hanya centang satu.

Reporter: Dewi Wilonna

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *