ReligiUstadzKu

Keimanan: Zina dan Taubat

Iman itu Ihtiham. Semakin kuat imannya, semakin besar perhatiannya; semakin lemah imannya, kurang pula perhatiannya, dan tidak ada iman, tidak ada perhatian. Cuek adalah sikap orang yang tidak beriman.

“Orang beriman itu bersaudara” (QS. 49:10)“Orang beriman seperti satu tubuh dan tidak disebut beriman sampai mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri,” demikian sabda Rasul.

Lalu, masih bisa tidurkah sementara darah syuhada terus mengalir?

“Jangan terkecoh dengan sebutan atau pada orang yang mengaku “wali”. Walaupun sakti, tubuhnya kebal, tahan api, bisa terbang, memindahkan penyakit ke hewan, jubahnya tebal, dan sebagainya. Jika tidak berbuat sesuai syariat Allah, dia bukanlah wali. Jika dia tidak melaksanakan sholat, memegang yang bukan mahramnya, perokok berat, dan meminta imbalan yang ganjil atas jasanya, dia bukanlah wali. Ketahuilah, sesungguhnya wali Allah adalah hamba Allah yang sungguh-sungguh taat kepada Allah. Allah akan menggembirakan mereka dunia akhirat. (QS. 10:62)

Ikhwatul iman, jangan sinis. Jangan menvonis siapapun. Sebiadab-biadabnya manusia, dia masih memiliki peluang hidayah Allah selama hidup. Sebaliknya, sealim-alimnya manusia, masih ada peluang baginya untuk kufur nikmat kepada Allah. Oleh karena itu, Allah mengingatkan kita dalam QS. An-Najm: 32 untuk jangan sekali-kali merasa diri paling suci karena Allah sangat tahu siapa kita sebenarnya. Oleh karena itu, rendahkan hatimu pada saudaramu (menuju Siak).

Akibat Zina:

  1. Dosa besar
  2. Dimurkai Allah (17:32)
  3. Dilaknat malaikat
  4. Tidak diakui umat Rasul
  5. Hukuman rajam mati/100 dera bagi bujangan (24:36)
  6. Banyak sial
  7. Membakar amal ibadah selama 40 tahun
  8. Akan tetap disiksa sampai keluarga yang dizinai memaafkan seperti orang tua
  9. Mati suul khatimah
  10. Di alam kubur kemaluannya adalah yang pertama hancur membusuk
  11. Bangkit dengan muka hitam pekat dan dimasukkan telaga Ghalathonnah busuk mendidih.

Takutlah kepada Allah dan dahsyatnya akhirat!

Mengapa orang Mukmin itu malu bermaksiat kepada Allah? Karena dia adalah makhluk Allah yang sangat tidak pantas untuk berbuat durhaka kepadaNya (QS. 82:14). Bagaimana bisa dia melakukannya, sedangkan Allah menatapnya (QS. 89:14)?

Satu juta kali berpikir karena takut akan hisab dan azab Allah yang sangat mengerikan (QS. 10:15) Lagi pula, apa enaknya Cuma bermaksiat sebentar, tetapi penderitaan berkepanjangan kecuali orang yang sangat bodoh yang nekad melakukannya (QS. 16:17).

Cara taubat:

  1. Melakukan kezaliman diri dan menghinakan diri kepadaNya;
  2. Sangat menyesal, mudah menangis kalau ingat masa lalu;
  3. Istighfar tanpa henti disertai janji untuk tidak pernah lagi mengulangi;
  4. Mengembalikan harta yang bukan haknya;
  5. Segera mandi taubat, seperti mandi junub, hanya niatnya untuk taubat;
  6. Shalat sunnah taubat dua rakaat;
  7. Mohon maaf kepada siapapun yang pernah disakiti;
  8. Semangat beramal shaleh.

“Mereka yang bertaubat, Allah membahagiakan dunia akhirat.” (QS. 25:70)

Sahabatku, ketahuilah bahwa orang yang beriman yang bertaqwa itu bukanlah malaikat. Dia tidak terlalu suci dan selalu benar. Dia pun manusia yang pernah lupa dan khilaf lalu segera sadar akan kekhilafannya. Dia kemudia bertaubat sungguh-sungguh dengan banyak istighfar dan berjanji untuk tidak pernah mengulangi lagi.

“The first, the last.” Itulah taubatan nasuha (QS. 3:135)

Sumber: Buku “Mutiara Hikmah” Facebook Alm. KH. Muhammad Arifin Ilham

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *