AHLI IBADAH YANG AKAN MERUGI DAN BANGKRUT DI AKHIRAT
Oleh: Ustadz Armansal
Editor: Martha
Di antara manusia yang melaksanakan banyak ibadah di dunia, akan ada di antara mereka yang kaget di akhirat karena tidak mendapatkan balasan pahala.
Bahkan mereka mengalami kerugian sampai bangkrut. Padahal mereka mengira akan “panen” pahala di hari hisab.
Siapa saja mereka?
- Pelaku kesyirikan
Seseorang yang sangat banyak melakukan ibadah dan kebaikan di dunia tapi melakukan perbuatan syirik, Allah subhanahu wa ta’ala akan hapuskan semua amalnya.
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu berbuat syirik, niscaya akan TERHAPUSLAH AMALMU dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Az Zumar: 65)
ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya LENYAPLAH dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan (QS. An An’am: 88)
Di antara bentuk kesyirikan: mendatangi dan meminta di tempat/benda/kuburan/pohon keramat, mendatangi dukun/sanro, menyimpan/menggunakan jimat, dll.
Maka pelajari baik-baik apa saja bentuk kesyirikan agar kita bisa menghindarinya.
- Pelaksana Amalan Bid’ah
Ada juga sebagian orang yang sangat semangat dan banyak melakukan ibadah, tapi ibadah (mahdah) yang mereka lakukan tidak dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Mereka berkreasi membuat ibadah dengan alasan ingin semakin dekat pada Allah subhanahu wa ta’ala.
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa membuat suatu PERKARA BARU dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari 2697 dan Muslim 1718)
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim 1718)
مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i 1578)
Para pelaku bid’ah di dunia merasa akan mendapatkan banyak pahala dari kreasi ibadah (mahdah) yang mereka lakukan, namun justru berada dalam kesesatan. Kesesatan yang mengantarkan ke neraka.
- Pelaku Ghibah (Menggunjing/Gosip)
Terakhir, di antara sebagian orang yang suka beribadah, ada yang masih suka melakukan ghibah, menggunjing, bergosip seputar kekurangan dan aib-aih orang lain.
أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”
Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim)
Para pelaku ghibah ini, banyak di antara mereka yang rajin beribadah sebagaimana rajinnya mulut mereka bercerita aib-aib orang lain. Maka belajarlah untuk menjaga mulut kita.
Semoga kita bisa terhindar dari ketiga perkara di atas. InsyaaAllah.