DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Mahasiswi di Palangka Raya Korban VCS dan Diancam, Curhat ke Humas Polda Kalteng

Foto: Mahasiswi Korban VCS dan diancam di Palangkaraya sedang curhat ke Humas Polda Kalteng (Foto: IST)

Palangka Raya, MZK News – Kejadian ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua, agar jangan melakukan video call sex (VCS) dengan siapapun, apalagi dengan orang yang baru dikenal di media sosial, meskipun diimingi-imingi dengan bayaran mahal.

Seperti yang dialami seorang oknum mahasiswi di Palangka Raya, yang dirayu dan dijanjikan dibayar Rp5 juta untuk melakukan video call sex (VCS), namun faktanya justru dia yang diperas oleh pelaku.

Awalnya, korban sebut saja Bunga (20) dihubungi seseorang melalui direct message instagram dengan nama perempuan dan foto profile perempuan. Ia menawari Bunga pekerjaan melayani VCS “om-om hidung belang” dengan bayaran mahal, (18/8/2023).

Tertarik atas tawarannya, kemudian Bunga diberi nomor whatsapp om-om tersebut. Setelah dihubungi, akhirnya Bunga dan om-om tersebut sepakat VCS dengan imbalan Rp5 juta.

Setelah melakukan VCS kurang lebih 5 menit, kemudian Bunga meminta bayaran ke orang tersebut. Namun bukannya uang yang diterima, tapi video VCS yang baru saja dilakukan dikirimkan ke Bunga. Pelaku kemudian meminta uang Rp 2 juta, kalau tidak, video VCS tersebut akan disebarkan.

Takut akan ancamannya, kemudian Bunga Curhat ke Ketua Tim Virtual Police Bidhumas Polda Kalteng H. Shamsudin, atau kerap disapa Cak Sam. Setelah diprofilling, ternyata akun instagram tersebut adalah akun fake milik laki-laki yang menjebak VCS tadi.

Cak Sam kemudian memberikan peringatan kepada pelaku, kalau menyebarkan video pornografi dan melakukan pemerasan akan diproses hukum. Lalu pelaku mengurungkan niatnya dan mau menghapus video tersebut.

Kapolda Kalteng Irjen Pol Nanang Avianto melalui Kabidhumas Kombes Pol Erlan Munaji, mengimbau, agar tidak melakukan VCS dengan siapapun apalagi dengan orang yang baru dikenal di media sosial.

“Jangan melakukan VCS walaupun dibayar semahal apapun dan setop tanpa busana di depan kamera karena jejak digital tidak bisa dihapus,” tutup Erlan.

Reporter: Untung T

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *