FEATUREDOpiniTOP STORIES

Menu “Politik” Jelang Pertemuan Prabowo – Megawati

(Foto: Sumber foto: https://bergtechnoz.com)

Oleh: Alvin Gumelar Hanevi

Berbagai isu politik yang terjadi di tanah air, isu pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri menjadi topik hangat yang terus dinantikan publik hingga saat ini.

Jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober nanti banyak pihak menduga Megawati bakal melangsungkan pertemuan dengan Prabowo Subianto untuk menjalin komunikasi soal kemungkinan Partai PDI-P bergabung dengan Pemerintah Prabowo Gibran.

Dinamika hubungan antara Prabowo dengan Megawati selalu mengalami pasang surut. Pada pemilu 2009 misalnya, Megawati menggandeng Prabowo sebagai calon Wakil Presiden-nya. Hal ini menjadi awal hubungan yang baik antara kedua tokoh bangsa tersebut.

Pasca gagal memenangkan kontestasi pilpres 2009, hubungan antara Megawati dengan Prabowo pun renggang seiring dengan perjanjian batu tulis yang sudah disepakati sebelumnya antara PDI-P dengan Gerindra.

Pilpres 2014 membuat hubungan Megawati dengan Prabowo kian memanas, di saat Megawati mencalonkan Jokowi sebagai capres harus berhadapan dengan Prabowo yang saat itu mencalonkan diri sebagai calon presiden. Hubungan antara keduanya bisa dikatakan sudah tidak baik.

Pasca pilpres 2019, hubungan keduanya kembali membaik seiring dengan bergabungnya Prabowo ke dalam pemerintah Joko Widodo. Membaiknya hubungan keduanya di tandai dengan kunjungan Prabowo ke rumah Megawati serta di suguhi nasi goreng kesukaan Prabowo oleh Megawati.

Lanjut pada pilpres 2024, hubungan keduanya kembali surut setelah Jokowi secara tidak langsung mendukung Prabowo sebagai capres, sedangkan Megawati mendukung Ganjar sebagai kompetitor Prabowo.

Setelah memastikan diri memenangkan kontestasi pilpres 2024, banyak pihak mendukung langkah Prabowo untuk bertemu dengan Megawati, berkaca bahwa pilpres 2024 telah usai dan rekonsiliasi perlu dilakukan.

Selain menyangkut soal rekonsiliasi, di lain pihak banyak publik menduga pertemuan Megawati dengan Prabowo menjadi langkah awal bergabungnya PDIP ke dalam koalisi besar yang dibangun oleh Prabowo.

Setidaknya ada empat argumentasi kuat mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pertama, hubungan historis kedua tokoh yang pernah dekat, konteks dekat disini adalah ketika keduanya pernah menjadi capres dan cawapres pada pilpres 2009, hubungan historis tersebut bisa terjalin kembali jika PDI-P bergabung dengan Prabowo di pemerintah ke depan.

Argumentasi kedua, terjadinya lobby lobby politik dalam penentuan pimpinan DPR dan MPR. Terpilihnya kembali Puan Maharani sebagai Ketua DPR periode 2024-2029 menjadi sinyal awal bergabungnya PDI-P ke barisan pemerintah. Padahal secara politik posisi PDI-P sangat rentan karena berhadapan dengan parpol yang tergabung didalam Koalisi KIM walaupun secara matematis, perolehan kursi PDI-P lebih tinggi dibandingkan parpol lainnya.

Argumentasi ketiga, PDI-P ditinggal sendiri di luar pemerintah. Walaupun masih belum jelas apakah PDI-P bergabung atau tidak dengan pemerintah kedepan namun dengan ditinggalnya PDIP sendiri di luar pemerintah membuat besar kemungkinan PDIP bergabung dengan pemerintah Prabowo Gibran. Walaupun dalam catatan sejarah PDI-P pernah menjadi oposisi baik era orde baru maupun era reformasi (Pemerintahan Presiden SBY).

Argumentasi keempat, beberapa tokoh PDIP yang masuk list menteri di pemerintah Prabowo Gibran. Nama- nama seperti Azwar Anas dan Budi Gunawan (orang dekat Megawati) menjadi calon menteri yang akan dipilih oleh Prabowo.

Menarik ditunggu menu politik apa yang akan disajikan oleh Megawati untuk Prabowo kedepannya. Apakah menu politik ini menjadi indikasi bergabungnya PDIP? Menarik dinanti apakah kedepannya tidak ada lagi parpol yang akan menjadi oposisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *