DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Kemungkinan Mahyeldi vs Kotak Kosong

Oleh: Alvin Gumelar Hanevi, S.Pd.

Konstelasi politik jelang Pilgub Sumbar tahun 2024 kian menarik. Mahyeldi sebagai icumbent berpeluang besar meraih kemenangan keduanya.

Mahyeldi yang merupakan kader PKS, mempunyai tingkat elektabilitas yang sangat tinggi. Tingkat kepuasan masyarakat Sumbar terhadap kinerja Mahyeldi selama 5 tahun ini bakal jadi kekuatan Mahyeldi untuk berkontestasi di Pilgub pada November tahun ini.

Selain Mahyeldi beberapa nama digadang-gadang akan menjadi kompetitor Mahyeldi. Nama-nama tersebut seperti Epyardi Asda dan Ganefri.

Epyardi Asda saat ini masih menjabat sebagai Bupati Solok sedangkan Ganefri saat ini pun masih menjabat sebagai Rektor Universitas Negeri Padang (UNP).

Baik Epyardi Asda dan Ganefri secara gamblang sudah mulai gencar melakukan kampanye. Baliho besar yang menampilkan sosok Epyardi Asda dan Ganefri mulai menghiasi jalanan di Sumbar.

Melihat elektabilitas kedua tokoh ini masih sangat sulit mengimbangi superioritas yang dimiliki oleh Mahyeldi.

Selain faktor elektabilitas, faktor parpol asal menjadi variabel penting untuk bisa bersaing. Mahyeldi misalnya sosok yang akrab di sapa buya tersebut berasal dari partai PKS dan berhasil menjadi parpol pemenang di legislatif Sumbar 2024 tentunya menjadi akomodasi kekuatan yang sangat luar biasa bagi Mahyeldi untuk berlaga di kontestasi 5 tahunan tersebut. Apalagi dikotomi masyarakat Sumbar sangat didominasi oleh tokoh agama membuat peluang Mahyeldi untuk menang sangat besar.

Walaupun Epyardi Asda didukung oleh PAN, namun tingkat elektabilitas masih rendah. Begitupun dengan Ganefri yang mendapat dukungan dari Golkar juga memiliki tingkat elektabilitas yang masih rendah.

Selain Epyardi Asda dan Ganefri, nama lain seperti Andre Rosiade (Gerindra) dan Mulyadi (Demokrat) pun sempat digadang gadang masuk bursa calon Gubernur Sumbar. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian apakah kedua tokoh tersebut akan ikut dalam kontestasi kali ini.

Ada beberapa faktor yang membuat Andre maupun Mulyadi tidak akan ikut dalam kontestasi Pilgub Sumbar 2024, diantaranya tingkat elektabilitas Mahyeldi yang sangat tinggi akan menjadi pertimbangan tersendiri baik bagi Andre Rosiade maupun Mulyadi. Terkhusus Mulyadi yang pada tahun 2020 sempat menjadi cagub namun kalah menghadapi Mahyeldi.

Adapun faktor kedua adalah hilangnya kursi anggota DPR. Baik Andre maupun Mulyadi ketika memutuskan ikut dalam Pilgub Sumbar 2024 maka otomatis mereka harus mengundurkan diri dari jabatan anggota DPR, tentu ini akan menjadi problematika serius dari kedua tokoh tersebut.

Melihat kondisi yang ada saat ini sangat mungkin Mahyeldi akan menjadi calon tunggal dalam Pilgub Sumbar 2024. Menarik ditunggu siapa yang akan menjadi lawan Mahyeldi ke depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *