DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Syamsuar Dibela Karena Gelar Adat, Syahril: Saya Pemberi Gelar Itu Dikhianati

Foto: LAM memberi gelar Datuk kepada Syamsuar (Foto: IST)

Pekanbaru, MZK News – Ketua Dewan Pimpinan Agung (DPA) Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Tan Seri Syahril Abubakar mengaku kecewa dan merasa dikhianati oleh Syamsuar yang kini menjabat sebagai Gubernur Riau.

Bukan tanpa sebab, kekecewaan itu dipicu oleh Syamsuar yang dinilai telah mengkhianati dan menzalimi dirinya selaku pemberi Gelar Adat Datuk Sri Setia Amanah dengan memihak serta menjadi pendukung dibalik dualisme masalah kepengurusan LAM Riau.

Terkait dualisme kepengurusan LAM Riau, Syahril mengaku sempat mendapat intervensi dari Syamsuar untuk mengeluarkan SK tandingan LAM Pekanbaru yang dinilai abal-abal alias tiruan.

“Disinilah awal ketersinggungan Syamsuar terhadap saya, namun saya tegaskan, bahwa saya sebagai Pemimpin Lembaga adat Melayu bukan untuk diperalat dan diperintah oleh Penguasa,” tegas Syahril, Senin (6/6/2022).

Terlebih lagi, Syamsuar juga diduga dengan sengaja tidak membayarkan gaji dan biaya operasional para pengurus LAM Riau periode 2017 sejak bulan Januari hingga Mei sebagaimana yang sudah dianggarkan dalam APBD.

“Nampak benar ini ada kepentingan dan permainan, kasar kali caranya,” katanya.

Menurut keterangan Kepala Dinas Kebudayaan kepada Syahril, Gubri Syamsuar melarang gaji dan biaya operasional untuk dibayar. Padahal anggaran untuk gaji dan biaya operasional LAM Riau sudah dianggarkan dan diverifikasi dalam APBD dan merupakan hak pengurus LAM Riau.

“Kembalilah kepada petuah orang tua kita, masalah besar dikecikkan masalah kecik dihapuskan,” ujarnya.

Selain itu, kata Syahril, pihaknya juga menyayangkan sikap Dinas Kebudayaan yang begitu saja mengeluarkan surat penunjukan penggunaan gedung ke kelompok Raja Marjohan yang statusnya juga belum jelas.

“Walaupun sudah dikukuhkan, kami menganggap Kelompok Marjohan yang kini kami gugat karena tidak mengikuti alur dan patut sebagaimana diatur dalam AD ART LAM Riau,” tegas Syahril.

Syahril juga mengaku heran terhadap Syamsuar yang dinilai tidak menghargai dirinya selaku pemberi gelar adat yang sempat digunakan beberapa pihak untuk mengecam aksi Demo Korupsi Bansos Siak.

“Seperti Demo Korupsi Bansos Siak kemarin, memang benar marwah beliau harus dijaga, namun tidak untuk kasus dugaan korupsinya. Lagian itu sudah hal yang wajar bagi Beliau selaku Pejabat Publik. Kalau soal gelar adat, saya pemberi gelar adat itu malah dizalimi Syamsuar,” ucap Syahril.

Atas kekecewaan tersebut, sebut Syahril, Ia akan menempuh jalur hukum untuk menguji keabsahan Mubeslub sebelumnya yang pernah digelar dihotel Alfa. “Biarlah pengadilan yang akan memutuskan,” ucapnya.

“Gugatan itu, dilakukan karena banyaknya aset yang sudah didata dan dibiaya Negara. Kalau kami dipaksa dengan cara preman, kami khawatir akan ada bentrokan dan ini yang harus dijaga selaku pengurus LAM Riau yang selalu menjaga harkat dan martabat,” kata Syahril.

Sembari menunggu putusan dari Pengadilan Negeri Pekanbaru, Syahril meminta kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan aksi yang merugikan menjelang putusan pengadilan.

Bertepatan dengan Milad LAM Riau ke-52 (6 Juni 1970-6 Juni 2022), Syahril berpesan kepada siapa nantinya yang akan memimpin LAM Riau haruslah mengutamakan kepentingan dan tujuan Lembaga Adat diatas segalanya.

Sementara itu, Datuk Seri M. Nasir Penyalai Timbalan Ketua Umum DPA LAM RIAU juga menekankan semua pihak agar mematuhi aturan hukum.

“Kalau kita orang yang punya Adat dan Adab maka kita akan mematuhi Hukum. Karena Hukum juga bagian dari Adat dan Adab,” sebut Nasir.

Reporter: Roy Marpaung
Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *