Semarak Tradisi Nerbang
Penulis: Solihah Sari Rahayu
Editor: Alvin Hanevi
Geliat sambut maulid Nabi Muhammad saw. sudah terasa, sehari sebelum tiba hari lahir Rasulullah saw. Ikhwan wal akhwat pontren Suryalaya tengah mempersiapkan peringatan maulid Nabi Besar Muhammad saw.
Salah satu acara yang akan digelar pada saat maulid Nabi adalah Tradisi Nerbang. Sebuah tradisi tahunan yakni pembacaan kisah hidup Rasulullah saw. Pada bulan Rabi’ul Awal Hijriyah yang diiringi alunan musik “terbang” dengan nadham/ lirik yang khas.
Alat musik terbang yang dimainkan terbuat dari kulit hewan untuk permukaannya dan dari pohon Kelapa atau pohon Aren (Kawung; Sunda) untuk bagian bawahnya. Bahan rebana tersebut diambil dari bagian bawah tempat tumbuhnya akar (bonggol; Sunda). Bonggol Aren di bentuk seperti alat music rebana tradisional namun ukurannya besar.
Cara memainkannya ditepuk bagian kulit membrannya dengan telapak tangan disertai iringan tepukan yang bersautan satu sama lain sehingga menghasilkan irama yang khas. Sejalan dengan bunyian alat terbang, kisah Nabi Muhammad saw. Yang terdapat dalam naskah berjanji pun dilantunkan dengan lagu (nadham) khas oleh para peserta penabuh terbang.
Menurut Suhaemi, salah satu tokoh yang menggeluti Nerbang ini, bahwa tradisi ini sudah berjalan sejak pesantren Suryalaya dimasa kepemimpinan Abah Sepuh, artinya sejak dia masih kecil tradisi ini sudah berjalan.
Para Bapak dan kaum pemuda sebagai penabuh Terbang sangat antusias, hal itu terlihat dengan kerasnya suara para pelantun lagu Islami (barjanji) hingga terdengar sampai ke pelosok daerah (lembur; Sunda).
Pelaksanaan Tradisi Nerbang dilakukan selama beberapa jam sejak pagi pukul 08.00-12.00 WIB. Dengan jeda istirahat selama 30 menit sambal menikmati jamuan snack ringan.
Selain bapak-bapak, ibu-ibu juga turut meramaikan semarak tradisi Nerbang tahunan ini. Ibu-ibu menyiapkan konsumsi di belakang layar dengan membuat bungkusan snack serta nasi bungkus pemberian dari keluarga pesantren dan masyarakat yang diperuntukan bagi hadirin yang datang.
Mereka datang ke tempat dilaksanakannya Tradisi Nerbang, baik orang tua, kaum muda serta anak-anak turut serta merayakan tradisi ini untuk mendengarkan lantunan barjanji hingga berakhir.
Hadirin yang datang sepertinya sudah paham kalau lantunan para penabuh Terbang sudah mendekati selesai, suasanapun menjadi gemuruh jelang pembagian konsumsi dari panitia. Terutama anak-anak penuh riang gembira dan saling berebutan antrian saat pembagian snack dan nasi dilakukan.
Masyarakat berharap melalui acara Tradisi Nerbang ini mereka akan mendapat limpahan keberkahan dan syafaat al-udzma kelak di yaumil akhir dari Rasulullah tercinta ini. Mereka meyakini saat dibacakan riwayat hidup junjunannya ruh Nabi hadir ditengah-tengah mereka.