OpiniSchoolSekolah

Mari Menjadi Guru Penggerak

Oleh: Jimmy Novenaldi (Mahasiswa PPKn UNP)

Editor: Alvin Hanevi

Sebagai pendidik salah satu kunci utama membangun komunikasi dalam proses belajar mengajar antara guru dan murid adalah kreativitas guru. Guru yang kreativitas akan menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan bagi murid dan dapat menyesuaikan dengan keadaan murid dan kelas. Seorang guru harus mampu menjadi contoh dalam lingkungan dan teladan bagi muridnya. Dan hal yang perlu diperhatikan juga adalah guru hendaknya peka terhadap kondisi muridnya.

Seorang guru harus memiliki kompetensi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang mana mencakup kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Guru harus memiliki kompetensi-kompetensi tersebut tanpa terkecuali.

Sebagai tenaga pendidik, guru harus mencintai profesi tersebut karena guru merupakan profesi yang sangat mulia. Bagaimana tidak, semua ilmu dan pengetahuan yang diberikan oleh guru merupakan tanpa tanda jasa dan tidak akan terbalaskan jasanya.

Sebaiknya guru harus selalu berpikir positif dalam proses belajar mengajar, dengan mengahargai pendapat-pendapat murid yang sangat beragam yang mana murid merupakan individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Itulah kelebihan murid yang mana rambut sama hitam tapi kemampuan berpikir tidak akan pernah sama. Ada yang lebih cepat dapat memahami, ada juga yang lambat mamahami. Namun perlu dicatat bahwa tidak ada murid yang bodoh, yang ada hanya murid pemalas.

Memang berpikir positif akan mendapatkan manfaat yang besar bagi diri sendiri. Dengan berfikir positif akan dijauhi oleh prasangka-prasangka negatif yang akan mempengaruhi psikologi. Namun tentunya berfikir positif harus disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi.

Seorang guru harus kredibilitas dan rendah hati kepada muridnya tapi bukan rendah diri. Rendah hati yang dimaksudkan adalah selalu menghargai murid yang memiliki latar belakang berbeda. Murid itu sangat beragam (multikultural) dan perlu dihargai.

Di masa Pandemi Covid-19 ini semua sekolah baik itu Paud, SD, SMP, SMA melaksanakan proses belajar mengajar (PBM) secara daring atau online. Ini merupakan tantangan besar bagi pendidikan di Indonesia yang mana Indonesia sendiri belum maksimal dalam menerapkannya. Belum lagi kemampuan guru yang gaptek dan tidak menguasai teknologi informasi dan komunikasi, jaringan internet yang belum merata diseluruh Indonesia, dan gangguan-gangguan yang tak terduga lainnya seperti hacker dan lain-lain. Namun lain halnya dengan pendidikan tinggi yang mana sudah terbiasa dengan proses belajar mengajar secara daring.

Setiap manusia apapun profesinya baik itu guru dan lainnya, jangan selalu puas dengan kemampuan yang dimiliki, dan janganlah sombong dengan apa yang dimiliki. Semuanya hanyalah sementara dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Sebaiknya harus selalu rendah hati dan selalu belajar seumur hidup.

Baru-baru ini Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nadiem Makarim merancang sebuah program yakni “Guru Penggerak”. Sudah sepantasnya Indonesia harus memiliki terobosan baru dalam dunia pendidikan. Saya sangat sedih dengan pendidikan di Indonesia, bayangkan saja tahun 2015 Indonesia menempati urutan 65 dari 69 negara partisipan PISA diseluruh dunia. Kemudian pada tahun 2018 Indonesia masih belum beranjak dari urutan terbawah yaitu peringkat 74 dari 79 negara. Kita tertinggal jauh dari negera tentangga Singapura peringkat 2 dari 79 negara partisipan PISA 2018. PISA merupakan kependekan dari The Programme for International Student Assessment yang mana subjek asesmen PISA terdiri dari tes literasi dasar dalam bidang membaca, matematika, dan sains.

Sudah sepantasnya kita menjadi guru penggerak yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim yang mana guru dapat mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri. Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual. Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua. Berkolaborasi dengan orang tua murid dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid. Aamiin ya Robbal Aalamiin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *