Menolak Aneksasi Zionis Israel Terhadap Tepi Barat Palestina
JAKARTA, MZK News – Wartawan senior Antara Aat Surya Safaat menyatakan optimis media massa dan media sosial (MEDSOS) bisa menjadi kekuatan alternatif untuk menekan keangkuhan Israel, termasuk membatalkan rencana pemerintah zionis tersebut yang akan menganeksasi wilayah tepi barat Palestina.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh beliau pada saat konferensi pers yang di prakarsai oleh Aqsa Working Grob (AWG) bersama Jamaah Hisbullah Indonesia di Hotel Sofyan Jl Cik Mutia Cikini Menteng Jakarta Pusat.
Turut Hadir di acara tersebut Duta Besar Palestina H.E Zuhair AL Shun, Ketua Presedium Mer-C Sarbini Abdul Mursad, Ketua AWG Agus Sudarmaji dengan Moderator Rifa Berliana Ariffin.
“Wartawan dan pengguna MEDSOS bisa mempengaruhi opini publik dunia bagi penghentian rencana aneksasi Israel atas wilayah tepi barat yang merupakan bagian dari rencana ‘Deal of Century’ (kesepakatan Abad ini) yang di prakarsai Amerika.” katanya kepada pers.
Menurut mantan kepala biro kantor Berita Antara di Newyork yang pernah juga menjadi Direktur Pemberitan Antara itu, sejarah membuktikan bahwa pers berperan besar dalam mengakhiri perang Vietnam dan menghentikan politik Apartheid di Afrika Selatan. Bahkan mendorong pengakuan kemerdekaan RI oleh Dunia Internasional.
Disisi lain, menurut dia, kehadiran MEDSOS saat ini bisa bersinergi dengan kekuatan alternatif termasuk dalam menekan keangkuhan Pemerintah zionis Israel atas Palestina.
Selanjutnya Duta Besar Palestina untuk Indonesia Yang Mulia H.E Zuhair Al Shun kepada Media bahwa Israel merencanakan aneksasi (pencaplokan wilayah secara ilegal) Tepi Barat Palestina untuk menyasar penguasaan terhadap tanah yang subur.
“Israel secara jeli ingin mengambil 30% tanah di Tepi Barat lewat aneksasi. Setelah dipelajari memang tanah ini adalah tanah yang paling subur di Palestina,” kata Zuhair dalam konferensi pers penolakan aneksasi Palestina oleh Israel di Jakarta, Kamis (25/6).
“Selain tanah yang sangat subur itu, air di wilayah tersebut juga bisa langsung dikonsumsi, sehingga akan sangat mendukung kegiatan wisata,” ujar dia menambahkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya mengumumkan rencana aneksasi Tepi Barat dengan membangun permukiman Yahudi di wilayah itu untuk pembahasan lebih lanjut pada 1 Juli mendatang.
Aat Surya Safaat Juga menerangkan kepada jurnalis melalui Press Release nya.
“Khusus bagi Indonesia jasa besar Palestina tidak terlupakan, dimana Mufti Besar Palestina Syaikh Muhammad Amin AL Husaini yang saat itu sedang bersembunyi di Jerman mengakui dan mendukung kemerdekaan Indonesia sebelum tokoh tokoh negara negara Arab lainnya menemukan pernyataan yang sama,” terangnya.
Warga Palestina sebenarnya menginginkan dan dapat berkompromi untuk hidup berdampingan dengan warga Israel. Hanya saja, justru Israel yang tidak dapat menerima hal tersebut.
“Tapi, orang Israel yang tidak menginginkan kami, bahkan kami bernafas pun tidak diinginkan,” ujar Al Shun dalam konferensi pers “Menolak Aneksasi Israel atas Tanah Palestina di Tepi Barat”.
Al Shun menjelaskan, sikap tersebut ditunjukan oleh otoritas Israel dengan mendirikan begitu banyak tempat-tempat pengecekan dan pembatasan. Kondisi ini yang justru membuat kehidupan warga dari kedua negara tidak bisa terjadi.
Padahal, menurut Al Shun, kondisi hubungan kedua pihak sempat membaik ketika pemimpin Palestina, Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin. Keduanya melakukan perjanjian damai di Olso pada 1993. Hanya saja, ketika Rabin meninggal kondisi kembali seperti semula.
“Sampai saat ini Israel tidak adil dan tidak bisa berdamai. Tapi, semakin tinggi usahanya akan menemukan jalan akhirnya,” ujar Al Shun.
Dubes Palestina ini pun menekankan, dengan keputusan aneksasi yang akan dilakukan Israel pada 1 Juli nanti, Palestina akan terus melawan. Meski begitu, Palestina selalu berusaha untuk menyelesaikan masalah.
Saat ini, pemerintah dan warga Palestina berfokus menolak keputusan aneksasi dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Negara-negara lain pun mendukung penolakan tersebut dan diharapkan akan berbuat lebih keras untuk menekan Israel yang tetap ingin melakukan aneksasi di Tepi Barat.
“Ini Israel meremehkan dunia internasional, sehingga dia merasa perkasa daa semau mereka terhadap Palestina,” ujar Al Shun.
Dubes Palestina.
Sementara itu Ketua Presidium Mer-C Sarbini Abdul Mursad berujar,
“Ini ujian Kita semua. Apakah kita peduli dengan mereka,Apakah kita Juga terlibat memperjuangkan Palestina dan kehancuran Israel Akan terjadi dan apakah kita hanya sebagai penonton saja”.
Reporter: Erfan Nurali
Editor: Martha