CerpenSastra Kita

Karpet Masjid yang Basah

Sejak kejadian sepuluh malam terakhir Ramadhan itu. Mereka rutin menyelinap ke masjid setiap malam. Empat hari sebelum Idul Fitri mereka tidak lagi menampakan batang hidungnya seorangpun di pangkalan ojek.

Usai sholat Idul Fitri setiap warga saling senyum dan sapa. Serta saling bertanya-tanya, kemana perginya empat penjudi di pangkalan ojek itu? Celoteh beberapa warga kampung memulai perbincangan.

Setelah hari itu tidak ada lagi penjudi dan pemabuk, tidak ada lagi tukang ojek. Hanya ada karpet masjid yang selalu kembali basah setiap menjelang subuh. Tak satupun dapat menjelaskannya, kecuali satpam kampung yang tersenyum ketika ditanyai fenomena karpet masjid yang basah menjelang subuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *