DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

H. Syahrul Wirda Sampaikan Tausiyah di Mambadak Masjid dan Pembinaan Kampung Moderasi Beragama

Foto: Usai acara menjelang maghrib, H. Syahrul Wirda dan para tamu serta Niniak Mamak melakukan foto bersama (Foto: IST)

Kabupaten Solok, MZK News – Drs. H. Syahrul Wirda, M.M., menyampaikan tausiyah dalam acara Mambadak Masjid dan Pembinaan Kampung Moderasi Beragama yang bertempat di Masjid Nurul Iman Jorong Sianggai-Anggai, Kenagarian Sarik Alahan Tigo Kecamatan Hiliran Gumanti, Kab. Solok. Jum’at (28/06/2024)

Dalam tausiyahnya, H. Syahrul Wirda menyampaikan materi dengan tema “Mari Bersama-sama Membangun Kampung yang Damai, Sejahtera, dan Bermartabat”.

“Untuk menjadikan kampung yang damai kita butuhkan persatuan dan kesatuan, karena rapuhnya persatuan dan kesatuan membuat Islam tidak lagi tangguh dan mudah goyah,” ujarnya

H. Syahrul Wirda juga menyampaikan makna filosofis dari memulai mambadak itu dari masjid dan surau, karena Rasulullah saw mengawali hijrahnya dengan membangun masjid dan menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pembinaan bagi masyarakat.

Selain itu, H. Syahrul Wirda juga memaparkan tentang pentingnya memahami dan mengaplikasikan moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat.

Ka. Kankemenag Kab. Solok yang diwakili oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Kab. Solok, Zulfatmai mengucapkan terima kasih kepada panitia pelaksana, Kepala KUA dan semua pihak yang telah turut andil demi terlaksananya acara tersebut.

“Semoga jerih payah Bapak/Ibu dan kita semua dibalas dengan pahala yang berlipat ganda,” ujar Zulfatmai.

“Moderasi berarti anti kekerasan, moderasi beragama berarti mengkaji nilai-nilai agama untuk diterapkan di masjid dan kehidupan bermasyarakat agar terjaganya rasa persaudaraan,” lanjutnya.

Zulfatmai sebagai Kasi Bimas Islam juga menyampaikan bahwa struktur masjid itu ada 3, ada idarah, imarah, dan ri’ayah yang memiliki fungsi masing-masing demi menjadikan masjid mampu melahirkan generasi-generasi yang cemerlang.

“Dengan telah masuknya listrik dan jaringan telkomsel ke kampung kita ini, tidak terlepas dari dampak positif dan negatifnya. Di satu sisi kita lebih cepat memperoleh informasi, tetapi di sisi lain kita perlu menyaring informasi dan mengawasi anak kemenakan kita agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang tidak diharapkan,” lanjutnya menyampaikan pesan dari Ka. Kankemenag.

Tidak jauh berbeda, Camat Hiliran Gumanti, Zulbakti, S.Pd., juga menyampaikan agar masyarakat bersatu padu dalam mengamalkan agama guna memajukan keseluruhan jorong yang ada di Hiliran Gumanti.

“Tingkatkan lagi persatuan dan kesatuan kita, apalagi beberapa waktu ke depan kita akan memasuki bulan-bulan politik yang cenderung memanas, maka kita harus menyikapi dengan bijak,” pesan Zulbakti.

Camat tersebut juga berharap agar masyarakat dapat menyaring informasi yang masuk melalui smartphone masyarakat dan meminta Niniak Mamak dapat mengawasi secara ketat kemenakannya, para orang tua mengontrol pemakaian HP bagi anak-anaknya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Anggota DPRD Kab. Solok, Efdizal. Ia juga menyampaikan agar pembangunan jalan yang masih terbengkalai untuk segera diselesaikan

“Biaya yang masih kurang kita tutupi bersama,” ujarnya.

Arak-arakan dari SDN 10 menuju Masjid Nurul Iman (Foto: IST) 
Arak-arakan dari SDN 10 menuju Masjid Nurul Iman (Foto: IST)

Efdizal mengajak para tamu untuk menyumbang semampunya dan juga mengajak masyarakat untuk menyumbang seikhlasnya. Sehingga dana terkumpul lebih dari yang dibutuhkan tersebut.

Salah seorang Niniak Mamak, Sain Datuak Sari Marajo menyampaikan kepada Narasumber dan para tamu undangan tentang filosofi diadakanya baralek mambadak masjid di Jorong Sianggai-anggai itu.

Acara baralek mambadak masjid dan pembinaan kampung moderasi beragama itu diawali dengan acara adat berupa arak-arakan dari SDN. Di barisan paling depan terlihat Niniak Mamak, diikuti dengan barisan tamu dan undangan, kemudian para tokoh masyarakat.

Di belakangnya group rebana Jorong Sianggai-anggai dan diikuti oleh ratusan Ibu-Ibu berbaju kurung yang membawa “dulang dan bungo nasi” atau beras dengan dulang dan talam yang diberi hiasan bunga-bunga.

Arakan tersebut berjalan menuju masjid Nurul Iman, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama yang dijamu dengan jamuan khusus berupa gulai kambing, gulai nangka, goreng belut dan ikan bada lambau. Setelah makan bersama, barulah dilanjutkan dengan acara formal. Acara berjalan lancar dan usai menjelang waktu maghrib.

Reporter: Fitria

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *