DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Diduga Panitia dan Juri Curang, Peserta Jambore PKK Kecamatan Depati Tujuh Protes

Foto: Kantor Kecamatan Depati Tujuh yang digunakan untuk Lomba Jambore PKK (Foto: IST)

Kerinci, MZK News – Peserta Jambore atau perlombaan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) tingkat Kecamatan Depati Tujuh melakukan protes terhadap keputusan Tim Juri yang diduga banyak kejanggalan, karena pemenang dari Lomba PKK disinyalir tidak sesuai dengan juknis yang ada, Selasa (20/05).

Dari informasi yang didapatkan, berikut Lomba yang diduga janggal tapi tetap dimenangkan oleh Juri, diantaranya;
Kejanggalan di Lomba Paredi, dalam Juknis tertulis durasi waktu lima belas menit, tetapi pada hari H Perlombaan Paredi dimulai, Juri menambah waktu durasi menjadi tiga puluh menit tanpa diketahui oleh para peserta; Kejanggalan dalam Lomba Busana Batik; Penyuluhan Bagi Kader PKK dgn Topik Penyuluhan Tentang Galeri Pelangi (Program Unggulan Pokja Dua). Untuk Penyuluhan ini indikator penilaiannya difokuskan pada Penampilan, Penguasaan Materi, Narasi dan Diksi, Kemampuan berimprovisasi serta Gestur/Mimik; Defile (Kreasi Gerak Jalan) yang mempunyai Juknis dan ketentuan panitia, durasi maksimal sepuluh menit, sementara yang juara satu durasi melebihi sepuluh menit hampir dua puluh menit.

Sebagian besar peserta yang mengikuti lomba PKK Kecamatan Depati Tujuh ini merasa kecewa, pasalnya mereka menganggap Panitia Penyelenggara dan Tim Juri mengambil keputusan yang merugikan peserta lainnya yakni memberikan juara kepada peserta yang tidak pantas menang.

Menurut sumber yang bisa dipercaya dan enggan disebutkan namanya, saat dikonfirmasi, dirinya mengatakan masalah lomba Defile PKK Depati Tujuh yang menang melebihi durasi dan tidak sesuai dengan Juknis dari Panitia.

“Benar, diduga ada kecurangan Tim Juri dan Panitia, Ketentuan Panitia durasi maksimal sepuluh menit, sementara yang juara satu durasinya hampir dua puluh menit. Seharusnya Panitia dan Juri bisa mengambil kebijakan tidak masuk dalam penilaian walaupun Defilenya bagus,” ungkap Sumber. Rabu (21/06).

Lebih lanjut, dirinya membeberkan bahwa pihaknya sudah totalitas, mulai dari atribut, kostum juga minus banyak kesalahan tapi tidak masuk dalam kriteria, entah gimana cara juri menilai.

“Kami minta pihak Juri dan Panitia menilai sesuai juknis dan kriteria kalau tidak batalkan saja lomba ini, buktinya ada sama kami pas semua peserta tampil juga kami live di FB,” tegasnya.

Sementara itu, dari peserta lain juga merasakan kekecewaan, dia menyebutkan tidak heran lagi kalau lomba seperti ini, seakan-akan pemenang sudah ditentukan dan diduga semua disetting Panitia dan juri. Setiap Lomba Juara Satu dan Dua selalu dapat group yang tidak masuk kategori, tetapi untuk dibawa Lomba ke Kabupaten Kadang Juara Tiga dan Empat.

“Ya memang itu yang terjadi, Kami pun merasakan hal itu, tapi apalah daya keputusan ada di tangan juri, itu realitanya buk, yang juara satu lain, tapi yang dibawa lomba ke tingkat kabupaten malah juara tiga jadi, kan, aneh. Mohon usut buk ini sudah sering terjadi, dan kami minta Ibu Bupati Kabupaten Kerinci selaku Ketua PKK Kabupaten Kerinci juga mengusut tegas hal ini,” pungkasnya.

Kemudian, Camat Depati Tujuh, Sekcam dan Para Kepala Desa yang juga turut menyaksikan lomba PKK hanya diam melihat kejanggalan ini, namun para peserta memberikan protes dan kesaksian dan akan melanjutkan protes ke tingkat Kabupaten Kerinci.

Hingga berita ini dipublikasikan belum ada jawaban dari pihak Panitia dan Juri penyelenggaraan Lomba PKK ini tersebut.

Reporter: Dewi Wilonna

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *