Fadli Hafizulhaq: Doktor Muda yang Menjadi Dosen dan Blogger
Foto: Fadli Hafizulhaq.
Baru saja lulus menjadi dosen di Universitas Andalas (Unand) pada tahun 2021, siapa sangka Fadli telah menyelesaikan pendidikan S3 dan telah meraih gelar doktor di usianya ke 28 tahun.
Pemuda asal Nagari Katapiang, Padang Pariaman ini berkesempatan mengikuti program fast track di kampus tempatnya kini bekerja pada 2015 yang lalu.
“Tahun 2015 ada peluang beasiswa S2 langsung S3, karena di kampus sendiri, saya coba daftar, Alhamdulillah lulus. Akhirnya kuliah S2 dulu 1 tahun tanpa membuat tesis, langsung nyambung S3,” ujarnya.
Pendidikannya selesai pada tahun 2019 dan kini Fadli terdaftar sebagai dosen Teknik Pertanian dan Biosistem, Unand.
Pemuda bernama lengkap Fadli Hafizulhaq ini bercita-cita untuk dapat menjadi ilmuwan yang berpengaruh dengan beragam karya besar dan hak atas kekayaan intelektual. “Saya juga memiliki cita-cita menjadi pemilik yayasan dan sekolah agar bisa menebarkan manfaat ke banyak orang,” ujarnya.
Selain mengajar, Fadli saat ini sedang mempelajari ilmu robotik dan pemrograman, khususnya untuk aplikasi ilmu pertanian. Saat ini sedang dalam tahap merancang model robot pertanian untuk penyiraman otomatis.
“Sebenarnya saya juga baru belajar. Belajar otodidak di internet, motivasinya sebenarnya untuk diajarkan ke mahasiswa, bukan untuk saya kembangkan jadi produk komersil. Setidaknya saat ini begitu,” ulasnya.
Tidak hanya memiliki ketertarikan pada bidang sains dan teknologi. Fadli juga tertarik pada bidang kepenulisan. Selain berkegiatan sebagai dosen, Fadli juga merupakan seorang blogger. Ia mempunyai beberapa blog, bahkan acapkali menjuarai lomba menulis yang diadakan berbagai pihak. Antara lain Juara 1 Lomba Blog Literasi Zakat dan Wakaf 2019 yang diadakan oleh Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenang RI, Juara 2 Lomba Blog dalam rangkaian Pertamina Lubricants Digital Award 2020, dan puluhan lomba lainnya mulai dari juara harapan hingga juara utama. Ia juga dipercaya menjadi juri dalam dua ajang lomba blog masional.
Ketertarikannya pada dunia kepenulisan juga memberikannya amanah sebagai Ketua Forum Menulis Lingkar Pena (FLP) Sumbar, sebuah komunitas kepenulisan dengan anggota mulai dari siswa SMA, mahasiswa, guru, dosen, pegawai, hingga pedagang.
Bagi Fadli yang disibukkan dengan kegiatan menjadi dosen dan blogger, serta juga harus membagi waktu untuk keluarga dan komunitas, sangat penting untuk menetapkan skala prioritas, sehingga waktu bisa terbagi secara proporsional. Harus bisa tegas ke diri sendiri agar bisa memanajemen waktu dengan baik, dan juga harus tegas ketika tidak konsisten dengan jadwal dan salah prioritas.
Meski berhasil menjadi doktor dan dosen di usia muda, serta telah memenangi berbagai macam perlombaan di bidangnya, bukan berarti Fadli tak menghadapi kegagalan.
Ketika SMA dulu, awalnya Fadli menargetkan untuk dapat berkuliah di kampus top nasional yang berlokasi di Pulau Jawa. Namun keinginannya tidak tercapai.
“Setelah sekian tahun berlalu saya akhirnya sadar bahwa Tuhan memberikan keputusan terbaik-Nya,” syukur pemuda kelahiran 1992 ini.
Kegagalan di bidang blogging pun juga sangat banyak. Meski telah memenangi lebih dari 40 kompetisi blog, kegagalan yang dialami Fadli bahkan lebih banyak lagi. Ia juga yang awalnya mengelola banyak blog, kini akhirnya hanya bisa mengelola beberapa blog saja.
Bagi Fadli saat menghadapi kegagalan, tidak ada alasan untuk menyerah. “Coba lagi tapi dengan strategi yang lebih baik. Setiap orang pasti pernah gagal, tapi hanya sebagian orang yang berhasil bangkit dari kegagalan itu. Intinya selama kita punya Tuhan, insyaAllah kita masih punya harapan untuk bangkit dan memperbaiki kesalahan atau kegagalan kita. Yang penting optimis, usaha lagi, berdoa, dan serahkan hasilnya pada-Nya,” pungkasnya.
Penulis: Zik