Opini

Perubahan Karakter Terhadap Peserta Didik Pada Proses Pembelajaran Daring

Penulis: Fini Arisa Putri (Mahasiswa S1 PPKn UNP)

Editor: Martha

Proses pembelajaran daring saat ini, karakter peserta didik menjadi salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan dan selalu diawasi oleh guru, orang tua, maupun lingkungan sekitar. Terlihat beberapa peserta didik yang mempunyai karakter menurun seperti kurangnya menghargai gurunya sendiri dan tidak berkata baik sesuai dengan tempatnya hingga bertanya kepada guru pun terkadang pembawaannya seperti berbicara kepada teman sendiri.

Tidak hanya itu, peserta didik pun bisa saja berbohong kepada orang tuanya dan tidak mendengarkan perkataan orang tua apabila ditanyakan telah mengerjakan tugas atau belum. Jadi penanaman pendidikan karakter memang telah menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter ini pun diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam mensukseskan Indonesia Emas 2025. Akan tetapi di era globalisasi saat ini seiring kemajuan teknologi, nilai-nilai kesopanan, moral dan budi pekerti seakan telah diabaikan. Sehingga mengakibatkan prilaku yang ada pada peserta didik itu menyimpang.

Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak-anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, betapa brutalnya remaja zaman sekarang. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Berdasarkan pada UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Sudah saatnya bagi tiap-tiap sekolah untuk melaksanakan kembali Pancasila sebagai acuan dasar dalam membentuk karakter peserta didik. Terbukti Pancasila sangat kaya akan nilai-nilai keutamaan hidup yang mampu mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Harapan saya terletak pada peran guru dan orangtua peserta didik. Diperlukan kesadaran orang tua bahwa kesejahteraan anak bukan hanya pada terpenuhnya kebutuhan mereka. Melainkan kedekatan dan terjalinnya komunikasi yang baik juga berpengaruh dalam perkembangan anak. Menciptakan pengalaman yang menyenangkan dapat berupa hal-hal yang sederhana jika ada kedekatan antara orangtua dan anak. Sekedar bertanya tentang bagaimana hari mereka dan apa saja yang sudah dilakukan, menjadi pendengar untuk anak dapat mempererat hubungan antara orangtua dan anak. Membatasi penggunaan ponsel harus disertai alasan yang rasional dan dapat diterima oleh mereka, dan tentunya dengan cara yang tidak berkesan mengendalikan. Pada dasarnya mendorong lahirnya anak-anak yang baik adalah tujuan dari pendidikan karakter tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *