Intelijen AS: Otak Dari Penyerangan Terhadap Tiga Marinir AS Adalah Unit Intelijen Militer Rusia
PADANG, MZK News – Baru-baru ini Intelijen AS menemukan fakta terkait tewasnya tiga Marinir AS di Afghanistan pada bulan April tahun 2019 lalu dilakukan oleh Unit Intelijen Militer Rusia.
Dikutip dari laman nytimes.com pada Minggu waktu setempat (29/06/2020), menurut pejabat yang ada di Gedung Putih (White House), Presiden Rusia Vladimir Putin diduga telah memerintahkan kepada unit intelijen militernya untuk melakukan sebuah operasi dengan fokus membunuh tiga Marinir AS dalam pemboman yang terjadi pada satu tahun yang lalu.
Atas temuan tersebut Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe mengatakan bahwa ia mengutuk keras perbuatan yang telah dilakukan oleh intelijen Rusia. Menurutnya, hasil temuan Intelijen AS tersebut mengungkapkan fakta miris tentang keterlibatan Intelijen Rusia dalam penyerangan terhadap tiga Marinir AS di Afghanistan.
Santer diberitakan sebelumnya kematian tiga Marinir AS dilakukan oleh militan taliban membuat hubungan AS-Afghanistan sempat memburuk. Namun, setelah dilakukan investigasi lebih medalam terkait kronologi pembunuhan terhadap tiga Marinir AS, oleh Intelijen AS sendiri menduga bahwa Unit Intelijen Militer Rusia telah menawarkan dan memberikan hadiah kepada militan taliban untuk membunuh tiga pasukan Marinir AS yang sedang berjaga di kawasan Afghanistan tersebut.
Hasil investigasi Intelijen AS belum direspon secara positif oleh Presiden Donald Trump. Dilansir dari laman nytimes.com Presiden Trump cenderung bungkam terhadap hasil investigasi yang telah dilakukan Intelijen AS.
Tindakan bungkam Presiden Trump tersebut, dikecam keras oleh lawan politiknya Joe Biden. Dikutip dari tempo.co tindakan bungkam Trump tidak mencerminkan seorang pemimpin yang baik. Ditambahkan menurut Politikus senior Partai Demokrat ini jika dirinya berada diposisi Trump ia akan mengkonfrontir dan menerapkan hukuman berat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin atas tindakan keji tersebut.
Reporter: Alvin Hanevi (Reporti)
Editor: Martha