ResensiKuSastra Kita

Kudapatkan Kemauanku dengan Mengenalmu

Judul : Cahaya Di Balik Jiwa
Penulis : Al-Faruq Ibn Zarnuddin
Penerbit : Gen Mirqat
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 139 Halaman

“ Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang terdahulu” (QS. Al-Anfaal : 38) “

Memang benar setiap manusia didunia berhak menentukan jalan hidupnya masing-masing begitu juga dengan agama, setiap manusia punya hak untuk menentukan agama apa yang ingin ia anut. Namun, seorang non muslim yang memutuskan untuk menjadi seorang mualaf menjadi hal yang membahagiakan untuk umat islam. Karena semakin banyaknya seorang mualaf maka akan semakin banyak pula pengikut umat islam dan mengakui bahwa Allah lah tuhan mereka.

Seperti dalam QS. Al-Baqarah:256 “ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus, dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui “ . mak sudah jelas bahwa islam bukanlah agama paksaan, islam bukan lah agama yang harus dianut oleh manusia. Mnusia memiliki kebebasan dalam memilih agama dan keimanan merupakan prinsip paling fundamental dalam ajaran akidah islam. Dengan demikian penegasan Al-Qur’an tentang kebebasan dalam memilih agama merupakan hal yang tidak dapat ditawar.

Maka sangat bahagialah ada seorang non muslim memutuskan untuk menjadi seorang mualaf bahkan mereka sangat mengagumi agama islam, ini menjadi cambuk bagi kita yang dari lahir sudah dilahirkan dengan keadaan sudah beraga islam, seluruh keluarga beragama islam. Bagaimana dengan seorang mualaf? Pasti pertama kali mereka memutuskan untuk beragama islam banyak keluarganya yang melarangnya. Jadi, untuk kita yang sudah beragama islam dari lahir banyaklah belajar dari seorang mualaf yang terkadang lebih cinta kepada Allah SWT.

Pasti kita suka masih suka bingung kenapa mualaf justru lebih kuat mendalami agama islam dan kalah dengan kita yang sudah dilahirkan dengan keadaan islam. Karena perjuangan mereka untuk menjadi seorang muslim sangatlah susah, seorang mualaf untuk mencapai kata muslim dan beragama Islam itu sangatlah berat bagi mereka. oleh karena itu ketika mereka sudah menjadi muslim mereka sangat menghargai Agama Islam.

Buku yang disusun oleh Al-Faruq Ibn Zarnuddin menceritakan tentang seorang mualaf yang memiliki kisah inspiratif khususnya untuk umat islam sedari dia kecil, seorang anak kecil yang memiliki imajinasi dan wawasan yang luas yang tidak dimiliki oleh anak seusia dia. Hingga dia menemukan jati dirinya dan kehendaknya sendiri tentunya dengan proses yang sangat panjang dengan pencarian sampai bertahun-tahun.

Buku yang sangat memotivasi umat islam ini memiliki cover yang cukup unik dengan warna selow dan efek gradasinya, warna ungu kecokelatan serta ditambahkan nuansa bintang diangkasa diatas pohon rindang menandakan seorang awam yang memang mencari jati dirinya. Ditambah quotes bijak di menarik dibawahnya, penyajian tiap halaman didesain sedemikian rupa agar pembaca tidak merasa bosan memacanya dengan tulisan yang sangat menarik perhatian pembaca.

Buku dengan judul yang cukup dapat mengelabuhi pembacanya, dengan judul “ Cahaya Di Balik Jiwa “ . Yang membuat pembaca penasaran dengan isi bukunya, apasih yang dimaksud cahaya di balik jiwa, apa kaitannya cahaya dengan jiwa. Bagaimana kita bisa mencapai cahaya yang sangat kita inginkan dan sangat ingin kita wujudkan? , buku yang memiliki beberapa anak judul yang menarik perhatian pembacanya salah satunya anak judul “ Bebas Itu Gila “ , disini akan ditemukan arti gila dengan persepektif lain.

Maka Al-Faruq Ibn Zarnuddin menulis buku ini yang merupakan pengalaman temannya sendiri, bagaimana temannya itu bisa keluar dari imajinasinya di masa kecil yang mencari tuhannya, bagaimana temannya bisa menjadi mualaf dan bahkan sangat mecintai agama islam, dan dimanapun dia berada ia ingin berbagi pengalamannya bagaimana ia memandang agama islam. Sampai ia berkata “ saya sangat bahagia sekali saat menemukan bahwa ada agama yang hanya memiliki Tuhan esa, aku tidak harus menerima bahwa tiga adalah satu “ . Karena saat dia kecil ia mempelajari bahwa tuhannya tiga namun menjadi satu dari situlah ia mencari tuhan sampai ia menemukan apa yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam dirinya dan jawabannya adalah ISLAM.

Penulis: Nurul Wahidah (Reporti)
Editor: Martha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *