DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

PEWARNA Indonesia Hadiri Peringatan 1 Suro di Pondok Pesantren Ma’had Al Zaytun

Indramayu, MZK News – Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia (ID) menghadiri peringatan 1 Suro 1447 Hijriah di Pondok Pesantren Ma’had Al Zaytun, Indramayu pada Sabtu (28/06/2023) pagi. Kehadiran PEWARNA ID tersebut untuk memenuhi undangan dari Sheikh Abdulsalam Rasyidi Panji Gumilang.

Ketua Umum PEWARNA ID Yusuf Mujiono didampingi Ketua II, Agustinus Rahardjo, Sekretaris III, Denny Zakhirsyah, Bidang Litbang, Dwi Urip Premono, Bidang Hubungan Antar Lembaga, Dony Leonardo Hermanto dan Bidang Media, Sugiyanto mengatakan bahwa kehadiran dirinya dan beberapa pengurus pusat merupakan bentuk silahturahmi yang harus terus menerus dijaga.

“Dengan kehadiran kami memenuhi undangan ini merupakan bentuk silahturahmi yang harus dijaga dan dipelihara,” ujar Yusuf Mujiono di tengah-tengah para undangan yang dihadiri sekitar 10.172 tamu undangan dan 5.000 siswa/santri.

Dengan mengusung tema, ‘Menuju Transformasi Revolusioner Pendidikan Berasrama demi Terwujudnya Indonesia Modern di Abad XXI dan Usia 100 Tahun Kemerdekaan’, Sheikh Al Zaytun mengungkapkan bahwa gagasan pendidikan Indonesia Raya 2045 berkonsep 500 kawasan pendidikan berasrama untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya pada peradaban Indonesia emas dapat kokoh berdiri di atas dasar Pancasila.

“Usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada 2045 merupakan lompatan akhir dari lari maratonnya pendidikan di Indonesia,” ujarnya dalam kata sambutan.

Kalau lompatan ini terjadi, lanjutnya, Indonesia akan menjadi juara.

“Namun, apabila lompatan akhir ini tidak terjadi. Jangan harap Indonesia diperhitungkan diantara bangsa-bangsa,” tegasnya serius.

Dirinya mengibaratkan progres tumbuh kembangnya sistem pendidikan seperti spiral, harus naik dan tidak pernah putus.

“Progres pendidikan seperti pohon dimulai dari akarnya, batang dan menghasilkan buah,” ujarnya.

Kita, katanya lanjut, tidak boleh begini-begini saja. Sementara bangsa-bangsa lain semakin maju.

Hadir juga Pdt. Gomar Gultom sebagai undangan yang mewakili Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, turut memberikan tanggapan atas gagasan Sheikh Al Zaytun.

“Tinggalkan pola-pola lama yang buruk, dan memasuki pola baru sebagaimana kehendak Sang Khalik,” kata Pdt. Gomar di hadapan ribuan tamu yang hadir.

Dia juga mengatakan bahwa dalam memasuki peradaban yang mulia, tidak lagi mengedepankan kesalehan pribadi melainkan mengedepankan kesalehan sosial.

“Jangan lagi kita terjebak oleh dogmatisme beragama namun kehilangan nilai substantif atas agama tersebut yaitu, kemanusiaan sejati, adil, jujur, setara dan nilai-nilai universal lainnya,” katanya.

Reporter: Denny Zakhirsyah

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *