Pemerintah Kerinci Optimis Target Penurunan Stunting di Tahun 2024
Kerinci, MZK News – Pemerintah Kabupaten Kerinci optimis menargetkan penurunan stunting di tahun 2024, Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting nasional pada tahun 2022 sebesar 24,2%, SKI 2023 8,7% sedangkan SSGI 2024 on proses. Hal ini menurun sebanyak 15,5% hingga tahun 2023 untuk mencapai target Jambi sebesar 12% dan target Nasional sebesar 14% menurut penjelasan adis Kesehtan Kabupaten Kerinci H. Hermendizal.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih tas kerja sama tim percepatan penurunan stunting hingga stunting di Kabupaten Kerinci menurun signifikan.
“Terima kasih banyak kepada Tim Percepatan Stunting Kerinci, kita harus optimis target prevalensi stunting sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada 2024 akan tercapai. Untuk hal ini memerlukan upaya yang lebih keras terkoordinasi lintas sektor, dengan mengoptimalkan capaian intervensi spesifik dan intervensi sensitif berbasis bukti,” ujarnya, Selasa (15/10).
Menurut Kadis Kesehatan, berbagai upaya harus dilakukan seluruh pemangku kepentingan untuk mencapai target penurunan stunting 16% seperti yang telah dilakukan Tim percepatan Penurunan Stunting.
“Upaya percepatan penurunan Stunting terus dilakukan dengan mewujudkan kovergensi pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga tingkat desa, sampai stunting tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Kerinci,” jelasnya.
Kemudian, aspek tata kelola lainnya adalah pemenuhan USG dan antropometri terstandar di tiap Puskesmas dan Posyandu di daerah, pelatihan bagi SDM Kesehatan, pengoptimalan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Penguatan dan pembinaan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam pencegahan terjadinya insiden kasus stunting.
Selanjutnya untuk intervensi spesifik adalah masih perlu upaya optimalisasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal, konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri masih rendah, masih perlunya edukasi tentang pentingnya imunisasi dan ASI Eksklusif yang belum adekuat.
Sementara, untuk indikator sensitif yang masih perlu menjadi perhatian adalah cakupan layanan air minum layak dan akses sanitasi layak yang belum memadai hampir di semua daerah.
“Rekomendasi untuk penyelesaian setiap permasalahan ini telah disampaikan kepada para pimpinan daerah dan diharapkan telah diimplementasikan. Stunting dan melaksanakan Monitoring dan Evaluasi Terpadu untuk stunting,” ungkapnya.
Kadis Kesehatan Kerinci berharap seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah mendukung segala upaya penurunan stunting. Hal ini dilakukan melalui percepatan penyerapan DAK terkait stunting, mengoptimalkan APBD, alokasi Dana Desa, dan meningkatkan sinergitas antar program dari tingkat nasional hingga desa, sehingga pelaksanaan program tepat waktu, efektif, dan efisien.
“Koordinasikan serta sinkronisasikan intervensi spesifik dan sensitif dari hulu ke hilir dengan mengoptimalkan peran pemangku kepentingan. Program bapak/bunda asuh anak stunting agar dilaksanakan dengan melibatkan sumber daya yang ada, serta tetap mengutamakan hidup sehat dan bersih serta makanan yang bergizi,” tutup Kadiskes H. Hermendizal.
Reporter: Dewi Wilonna
Editor: Khoirul Anam