Kades Taloko Bantah Terkait Pemecatan Lima Ketua RT karena Beda Pilihan Politik
Foto: Lampiran keputusan Kades Taloko tentang pemberhentian tidak terhormat Lima Ketua RT (Foto: IST)
Bima MZK News – Lima Ketua RT di Desa Taloko, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dipecat oleh Kepala Desa-nya pada Senin, 19 Februari 2024.
Kelimanya yakni Ketua RT 07, Tasrif, Ketua RT 04, Makarau, Ketua RT 10, Idris, Ketua 12, Gufran, dan Ketua RT 13, Salahudin.
“Kami berlima yang dipecat,” ungkap salah satu eks Ketua RT 07, Tasrif kepada wartawan, Jumat (23/2) sore.
Menurut dia, pemecatan lantaran tidak mencoblos anak tirinya yang nyaleg dari Partai NasDem Nomor Urut 4, Misdiatun. Tidak ada soal lain, melainkan soal beda pilihan politik.
“Kami dipecat karena tidak memilih anaknya,” katanya
Tasrif menjelaskan, sebelumnya, kades mengarahkan seluruh Ketua RT untuk memilih anak tirinya itu. Namun, tidak diindahkan dengan alasan sudah ada caleg lain. Terlebih, pilihan tidak dengan arahan orang lain, tapi dengan hati nurani masing-masing.
“Mustahil kami milih anaknya, sementara sudah ada caleg yang lain,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Taloko, Kasim membantah tegas atas pemberitaan yang menyebutkan dirinya memecat lima Ketua RT dipicu dendam politik.

“Tidak ada kaitan urusan politik dengan pemecatan lima Ketua RT itu. Mereka dipecat soal lain dan bukan soal politik,” kata Kades kepada wartawan via selulernya, Jumat malam (23/02).
Kasim menegaskan sekali lagi, pemecatan tidak ada korelasinya dengan politik. Pasalnya, memilih caleg tertentu adalah hak demokrasi yang dijamin dan dilindungi undang-undang.
“Beda pilihan adalah sebuah dinamika politik. Menang dan kalah dalam kontestasi adalah suatu ketetapan di atas yang tidak bisa diingkari,” tegasnya.
Sebagai pembina politik di desa, kata dia, justru merasa bangga sekaligus memberikan apresiasi terhadap semua pihak dengan terselenggaranya Pemilu 2024 ini yang benar-benar sejuk dan damai, jika dibandingkan di daerah-daerah lainnya.
Atas itu semua, sambung dia, sangat disayangkan tidak sedikit narasi-narasi keras dan tidak benar yang dipublikasi di media sosial yang bahwa pemecatan para Ketua RT itu murni dendam politik.
“Itu tidak benar. Faktanya tidak seperti itu. Mereka semua beda pilihan politik dan secara logikanya, jika dendam politik, maka seluruh Ketua RT mesti diperlakukan sama,” pungkasnya.
Reporter: Muhtar Habe
Editor: Khoirul Anam