DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Jadikan TPS3R Solusi Pengelolaan Sampah, Endri Penta: Kami Sangat Mendukung

Sungai Penuh, MZK News – Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di tingkat Desa menjadi salah satu ujung tombak dalam menciptakan solusi pengelolaan sampah yang efektif di Kota Sungai Penuh.

Dalam upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) fokus memastikan seluruh TPS3R yang ada di wilayah Kota Sungai Penuh dapat beroperasi secara maksimal.

Saat ini, 16 desa telah siap mengoperasikan TPS3R yang ada di masing-masing wilayah. Meskipun sebelumnya operasional TPS3R terganggu akibat banjir dan kerusakan mesin, bahkan ada yang hilang seperti di Koto Dumo, namun seluruh masalah tersebut telah berhasil diperbaiki, dan TPS3R di 16 Desa tersebut kini siap untuk dioperasikan kembali.

Kepala Dinas PMD Kota Sungai Penuh, Edri Penta, menyampaikan bahwa optimisme akan tercapainya target pengelolaan sampah yang lebih baik di Kota Sungai Penuh sangat tinggi.

“Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa pada akhir tahun 2025, 35 Desa di Kota Sungai Penuh akan mengoperasikan TPS3R,” ungkap Edri Penta, Rabu (14/5).

Menurutnya, selain 16 desa yang sudah beroperasi, ada 8 desa lainnya sudah dianggarkan untuk pengadaan mesin TPS3R dan diharapkan bulan Juli nanti mesin selesai terpasang dan langsung dioperasikan
Penambahan Desa Pengoperasian TPS3R di Tahun 2025.

“Penambahan TPS3R tidak hanya berhenti pada 24 desa yang sudah siap beroperasi pada bulan Juli 2025, pada bulan Agustus nanti, akan ada 5 desa yang akan menyusul beroperasi. Kelim desa ini sekarang baru bikin bangunan, setelah siap bangunan akan segera dipasang mesin dan diharapkan bulan Agustus nanti sudah bisa operasi. Jadi sampai bulan Agustus nanti diharapkan ada 29 desa yang siap mengoperasikan TPS3R,” jelasnya.

Tidak berhenti sampai 29 desa, Edri Penta menambahkan, diperkirakan bulan Agustus juga, akan ada penambahan lagi 6 desa mengoperasikan TPS3R, karena keenam desa ini di perubahan anggaran sudah disetujui anggarannya untuk membangun gedung dan membeli peralatan mesin TPS3R, diharapkan begitu anggaran perubahan cair bisa digunakan untuk membuat bangunan dan membeli mesin, sehingga bisa cepat dioperasikan.

Menanggapi isu mengenai tidak beroperasinya TPS3R, Edri Penta juga menanggapi tudingan yang menyebutkan bahwa selama ini TPS3R tidak beroperasi. Menurutnya, sejak dimulainya pelaksanaan TPS3R dari Pemerintahan sebelumnya, ke-16 Desa yang mengoperasikan TPS3R telah berjalan dengan baik. Namun, bencana banjir yang melanda Kota Sungai Penuh pada akhir tahun 2024 menyebabkan kerusakan pada mesin-mesin TPS3R, serta hilangnya beberapa mesin, seperti yang terjadi di Desa Koto Dumo.

“Operasional TPS3R di 16 Desa sempat tersendat akibat bencana banjir dan kerusakan lainnya, tetapi saat ini semua sudah diperbaiki dan kembali beroperasi,” jelasnya.

Untuk memastikan pengelolaan sampah di tingkat Desa berjalan dengan optimal, Dinas PMD juga telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Monitoring dan Evaluasi (Monev). Satgas ini bertugas untuk mengawasi dan mengevaluasi setiap kegiatan operasional TPS3R yang ada di 16 Desa yang saat ini sudah beroperasi.

Setiap Desa diminta untuk memberikan laporan harian mengenai pengelolaan sampah yang dilakukan di TPS3R kepada Dinas PMD, guna memastikan tidak ada masalah dalam pengelolaannya.

“Satgas Monev ini akan memastikan bahwa setiap kegiatan pengelolaan sampah di 16 Desa yang beroperasi terpantau dengan baik. Kami meminta laporan setiap hari untuk memastikan operasional TPS3R berjalan sesuai dengan harapan,” tegas Edri Penta.

Edri Penta juga mengatakan, operasionalnya sudah dianggarkan dari dana desa sebanyak Rp57.700.000 pertahun untuk satu desa. Anggaran sebanyak itu bisa dipakai untuk honor operator, pembelian bahan bakar minyak untuk mesin TPS3R, perbaikan mesin kalau ada yang rusak dan lain-lain yang berkaitan dengan TPS3R.

“Untuk honor operator, yang dulunya cuma Rp 1 juta, sekarang kami anggarkan naik jadi Rp 1,3 juta per orang. Itu di luar honor pengambil sampah yang memakai roda tiga, kalau yang mengambil sampah pakai roda tiga honornya di ambi dari desa masing masing yanga dananya bantuan dari Provinsi,” tutup Endri Penta.

Dengan berbagai langkah perbaikan dan pemantauan yang dilakukan, Dinas PMD Kota Sungai Penuh berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di tingkat desa, sehingga Kota Sungai Penuh dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Reporter: Dewi Wilonna

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *