DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Awal Tahun 2025, Kasus DBD di Kota Sungai Penuh Turun Drastis

Foto: Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kota Sungai Penuh Era Syafitri (Foto: IST)

Sungai Penuh, MZK News – Pada awal tahun 2025, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sungai Penuh tercatat jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama di tahun 2024.

Di bulan Januari, Februari dan Maret 2025, jumlah kasus DBD hanya sekitar 171 kasus, sementara pada bulan yang sama di tahun 2024, angka kasus mencapai 300 hingga 400 kasus.

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) turun 58 persen dibanding tahun lalu
hingga kini belum dipastikan penyebab kasus DBD turun drastis di wilayah Sungai Penuh, namun diduga akibat tren cuaca yang sedang bergulir seperti hujan dan banjir.

Kadis Kesehatan Sungai Penuh Damhar melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kota Sungai Penuh Era Syafitri mengatakan, peningkatkan jumlah kasus DBD terjadi dipengaruhi oleh faktor gelombang El Nino dan cuaca ekstrem yang menyebabkan lonjakan kasus DBD di seluruh Indonesia pada tahun 2024. termasuk di Kota Sungai Penuh, yang mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus DBD pada tahun lalu.

“Jumlah kasus DBD hanya sekitar 171 kasus, sementara pada bulan yang sama di tahun 2024, angka kasus mencapai 300 hingga 400 kasus, karena tahun lalu daerah kita mengalami hujan dan banjir,” ujar Era, Selasa (22/04/2025).

Dia menambahkan, di tahun 2025, meskipun saat ini Kota Sungai Penuh mengalami cuaca ekstrem, namun, kasus DBD mulai menurun secara signifikan yang menunjukkan adanya perbaikan dalam pengendalian dan pencegahan penyakit ini. Secara keseluruhan, meskipun Indonesia mengalami cuaca ekstrem akibat El Nino.

“Jumlah kasus DBD di tahun 2025 cenderung menurun secara merata jika dibandingkan dengan lonjakan kasus yang terjadi pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan adanya upaya yang lebih efektif dalam mengatasi penyebaran penyakit ini di berbagai daerah,” tambahnya.

Meski tren kasus menurun, Era tetap meminta masyarakat untuk melakukan sejumlah langkah antisipasi.

“Faktor cuaca dan kelembapan udara di Sungai Penuh sangat potensial sebagai tempat berkembangnya nyamuk aedes aegypti (vektor pembawa virus DBD) yang sulit untuk dihindari,” kata Era.

Namun, lanjut dia, masyarakat bisa meminimalkan tempat berkembangnya nyamuk dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M plus, yakni menguras tempat air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi jadi tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

“Kemudian waspada apabila ada anggota keluarga yang mendadak demam lebih dari tiga hari. Harus segera dilakukan pemeriksaan darah. Jangan menunda-nunda karena penyakit DBD justru mencapai titik kritis saat demam sudah mulai turun (hari ke 4,5) dan bisa terjadi syok dan kematian,” pungkas Era.

Reporter: Dewi Wilonna

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *