DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Ritual Adat dan Penyalaan Api Baru Warnai Perayaan Sabtu Suci di Paroki Umanen

NTT, MZK News – Paroki Santa Maria Bunda Penebus Umanen-Fatuketi, Kabupaten Belu, memulai rangkaian perayaan Sabtu Suci dengan ritual sakral penyalaan Api Baru yang dilakukan secara adat oleh para tetua adat setempat, Sabtu (19/4/2025).

Tradisi ini dikenal dalam bahasa Tetun sebagai Halaka Ha’i Haroman Ha’i, yang berarti penyalaan cahaya suci sebagai lambang Kristus yang mengalahkan kegelapan.

Prosesi adat ini berlangsung khidmat dan sakral. Ritual diawali dengan doa adat yang dipanjatkan oleh Makoan (Kepala Suku) kepada Allah Tritunggal, yang dalam bahasa Tetun disebut Ama Tuan, Oan Mane, no Matan Lulik merujuk pada Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Doa tersebut merupakan bentuk penghormatan kepada kekuatan ilahi serta permohonan restu dari leluhur.

Proses penyalaan api dilakukan secara tradisional menggunakan bambu, serbuk enau, dan sabut kelapa yang digosok hingga menimbulkan api. Api yang muncul lalu diberkati dan digunakan dalam liturgi malam Sabtu Suci.

Ketua I Dewan Pastoral Paroki (DPP) Umanen, Yovita Reliana Bete, mengapresiasi kepada seluruh suku yang terlibat dalam prosesi tersebut. Ia menyebutkan bahwa ada 12 ketua suku dan perwakilan suku-suku lain seperti dari Dawan, Timor Leste, Flores, dan Manggarai yang turut serta dalam ritual.

“Kami sangat berterima kasih atas keterlibatan semua pihak. Ini bukan hanya soal tradisi, tetapi bentuk nyata dari iman yang menyatu dengan budaya,” kata Yovita yang juga menjabat sebagai Lurah Umanen.

Ia berharap bahwa api yang menyala dalam ritual ini benar-benar menjadi cahaya yang membawa harapan baru bagi seluruh umat.

“Semoga api yang melambangkan terang Kristus ini membawa sukacita dan pengharapan baru bagi kita semua,” tambahnya.

Pastor Paroki Umanen, Rm. Dominggus Kabosu, Pr, menjelaskan bahwa penyalaan api baru tahun ini mengangkat tema: “Dari Alam Kita Sampai Kepada Allah.” Menurutnya, ini menggambarkan bagaimana alam ciptaan menjadi sarana umat untuk menjumpai dan merayakan kehadiran Allah dalam kehidupan.

“Api baru ini bukan sekadar simbol, tetapi juga sumber terang rohani yang menuntun kita pada kebangkitan Kristus,” ujar Romo Dominggus.

Rangkaian upacara ditutup dengan doa bersama dan berkat penutup oleh Pastor Rekan Romo Dementri Mali, Pr. Perayaan ini turut dihadiri oleh jajaran Pemerintah Kelurahan Umanen, para Ketua Suku, Ketua Panitia Sabtu Suci, serta ratusan umat yang mengikuti prosesi dengan penuh khidmat hingga akhir.

Perpaduan antara iman Katolik dan nilai-nilai budaya lokal ini menunjukkan bahwa tradisi dan religiusitas dapat berjalan beriringan, memperkuat rasa persaudaraan dan spiritualitas umat di wilayah perbatasan ini.

Reporter: Roy

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *