Runtuhnya Iman Politik PKS
Foto: Ilustrasi (Sumber foto: https://radarmadura.id)
Oleh: Alvin Gumelar Hanevi
Politik itu dinamis, kemarin boleh saja jadi lawan namun hari ini bisa berubah menjadi kawan. Hal inilah yang dibuktikan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang secara resmi mengusung pasangan Rawon yaitu Ridwan Kamil dan Suswono untuk bertarung dalam kontestasi Pilgub Jakarta tahun 2024.
Sebelumnya santer terdengar di berbagai media mainstrem PKS mengusung pasangan Aman yaitu Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai cagub-cawagub Jakarta. Namun, setelah mempertimbangkan tawaran yang menarik dan juga “sexy” dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) akhirnya PKS memutuskan untuk membatalkan pencalonan Anies Baswedan dan bergabung dengan barisan KIM yang mengusung Ridwan Kamil sebagai Calon Gubernur Jakarta.
Melihat “runtuhnya Iman” politik PKS yang selama ini dikenal sebagai parpol oposisi bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, ketidaksanggupan Anies dalam menggalang dukungan dari partai lain. Tidak dipungkiri, Jakarta merupakan episentrum kekuasaan di masa depan. Anies, yang tidak mampu menarik parpol lainnya untuk mendukung pasangan Aman menjadi alasan utama mengapa PKS memilih bergabung dengan KIM dan meninggalkan Anies.
Kedua, tawaran kursi cawagub dari koalisi besar KIM. PKS sebagai partai pemenang dalam pileg Jakarta tahun 2024 secara tegas ingin mengirimkan kadernya menjadi orang nomor 1 atau 2 di Pilgub Jakarta. KIM mampu mengakomodasi keinginan PKS dengan memberikan kursi cawagub kepada PKS. Hal ini lebih realistis mengingat parpol yang tergabung didalam KIM sudah bisa mengusulkan cagub-cawagub Jakarta.
Ketiga, terjaminnya posisi kursi di kabinet selama 5 tahun ke depan. KIM yang berhasil mengantarkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Indonesia 2024-2029 sudah pasti memberikan posisi di pos kementerian kepada parpol yang berada di KIM.
Bergabungnya PKS di KIM tentu sedikit banyaknya akan mendapatkan kue kekuasaan dengan diberikannya jatah kursi menteri yang dipimpin oleh Prabowo dan Gibran. Oleh sebab itu tawaran yang datang dari KIM sudah pastinya sangat menggiurkan PKS yang selama satu dasawarsa ini tidak merasakan manisnya kue kekuasaan.
Dengan bergabungnya PKS ke dalam KIM sudah dipastikan PKS sejalan dan tegak lurus dengan pemerintahan ke depan, khususnya pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.