DaerahFEATUREDNewsTOP STORIES

Tuntut Kenaikan Harga Jagung, Front Pemuda dan Petani Sanggar Menggugat Blokade Jalan

Foto: Front Pemuda dan Petani Sanggar Menggugat memblokade jalan menuntut kenaikan harga jagung (Foto: IST)

Bima, MZK News – Front Pemuda dan Petani Kecamatan Sanggar Menggugat menggelar demo di pertigaan cabang Kambu dan tepat di perbatasan Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima dan Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin, 15 April 2024 pagi.

Aksi mimbar bebas yang melibatkan sekitar 15 massa di bawah pimpinan Korlap Ardin digelar lantaran anjloknya harga jagung para petani di musim panen raya tahun ini berujung blokade jalan. Akibatnya, arus kendaraan roda dua dan empat menjadi macet.

Mereka mendesak Pemerintah Kabupaten Bima serta Pemerintah Provinsi NTB untuk menangani inflasinya harga komoditas jagung yang dinilai tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

Tak hanya itu, front juga mendesak pemerintah Kecamatan Sanggar dan KUPT Pertanian Kecamatan Sanggar untuk menghadirkan semua pihak pengecer.

“Stabilkan harga jagung sesuai dengan keputusan gubernur,” riak massa.

Sementara itu, Ardin dalam orasinya menyebut, siklus problematika yang terjadi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan lebih khususnya di Sanggar turut berduka cita terkait anjloknya harga pangan komoditas pertanian. Terlebih, harga jagung yang kian hari kian menurun drastis sehingga tidak mampu menanggulangi kebutuhan masyarakat dari hasil jagung diperolehnya.

“Hal itu kontradiktif dari dengan regulasi yang diputuskan Badan Pangan Nasional (Bapannas) RI melalui rapat yang diketuai bidang administratif, bahwa harga komoditas jagung yang diusulkan Rp4.200 per kilogram,” ujarnya.

Kemudian diperkuat juga dengan surat edaran Gubernur NTB bernomor 521/230/SEK DKP tentang kenaikan harga acuan pembelian meminta menaikan harga jagung menjadi 4400, namun yang terjadi di tingkat lapangan, pihak PT yang bersangkutan justeru membeli dengan harga di luar ketetapan pemerintah.

“Pihak PT hanya memasarkan hasil jeri payah petani dengan harga Rp3.600 dan ini benar-benar tidak selaras dengan total pengeluaran petani sebelumnya. Jadi, hal inilah yang menyebabkan para petani resah. Atas itu, kami minta pemerintah Sanggar agar memfasilitasi terkait harga jagung yang kian hari terpuruk,” tegasnya.

Sementara, KUPT Pertanian Kecamatan Sanggar Muhidin menanggapi sejumlah tuntutan massa yang intinya, pihaknya meminta maaf atas keterlambatan hadir di tengah-tengah massa itu.

“Terima kasih kepada massa yang telah menyuarakan aspirasi masyarakat tentang harga jagung yang semakin anjlok,” ujarnya.

Menurut dia, terkait dengan pengecer jagung, tidak ada kaitan dengan KUPT Pertanian, beda dengan pengecer pupuk bersubsidi.

“Saya berharap kepada camat agar dapat mengumpulkan pengecer agar kita tahu harga jagung sebenarnya Kami tidak berwewenang untuk menentukan harga jagung pun komoditas lainnya,” tandas Muhidin.

Camat Sanggar Ahmad mengaku secara
pribadi sangat berterima terima kepada massa yang telah melakukan unjuk rasa.

Menurut dia, ini bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tapi untuk mum khususnya rakyat Sanggar.

“Saya sangat prihatin dengan kondisi harga jagung saat ini. Di mana sangat jauh berbeda dengan tahun kemarin,” terang Ahmad.

Dia menambahkan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan beberapa pengecer yang ada di Sanggar dan menurut mereka, bahwa harga jagung di gudang saat ini Rp4.100 dan harga pengecer di Sanggar Rp3.900

“Besok kami akan mengeluarkan surat undangan untuk semua pengecer agar mereka bisa hadir di aula kantor camat pada Rabu (17/4). Kita akan mendengarkan langsung dari pengecer tentang harga jagung,” pungkas Ahmad.

Pantauan wartawan, seusai mendengar keterangan camat, massa yang dikawal aparat TNI-Polri dan Sat Pol PP selama aksinya, tampak memilih untuk membubarkan diri secara teratur dan blokade jalan pun langsung dibuka.

Reporter: Muhtar Habe

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *