Senator Muhammad Nuh Gelar FGD Tentang Status Danau Toba Sebagai Global Geopark
Foto: Senator Muhammad Nuh saat menggelar FGD di Sekretariat DPD RI Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada, Medan, Rabu (11/10/2024)/(Foto: IST)
Medan, MZK News – Status Danau Toba sebagai Global Geopark terindikasi terkena kartu kuning atau warning dari UNESCO. Hal ini sempat mengagetkan banyak pihak tak terkecuali dengan anggota DPD RI M. Nuh yang langsung menginisiasi mengadakan Focus Group Discussion (FGD) tentang status Danau Toba sebagai Global Geopark.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang status Danau Toba, M. Nuh mengatakan, Danau Toba adalah Anugerah Ilahi yang wajib kita kelola dengan baik.
“Ke depannya akan kita wariskan ke anak cucu dan membuat mereka bangga. Focus Group Discusion ini bagian dari edukasi kita kepada publik agar lebih peduli terhadap kondisi Danau Toba terkini,” jelas Nuh.
Kegiatan FGD digelar di Sekretariat DPD RI Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada, Medan, Rabu (11/10/2024) didukung oleh Kepala Kantor DPD RI Provinsi Sumatra Utara Hj. Anita Jaya, dengan mengundang beberapa orang yang berkompeten untuk membahas permasalahan ini, diantaranya, Maika Ritonga dari Dinas Pariwisata Sumatra Utara, Ahmad Hadian Anggota DPRD Sumatra Utara, Onrizal akademisi Universitas Sumatra Utara (USU) dan Panut Hadi Siswoyo, Ketua Forum Kehutanan Daerah Sumatra Utara.
Maike Ritonga, Perwakilan dari Dinas Pariwisata Sumatra Utara dalam pemaparannya mengatakan kita harus bersinergi untuk memperbaiki status Kartu kuning atau warning yang dialamatkan ke Danau Toba.
“Sinergi semua pihak diharapkan akan merubah status Global Geopark Danau Toba Menjadi Green Card atau baik,” jelasnya.
Sedangkan pemateri lainnya, Ahmad Hadian anggota DPRD Sumatra Utara mengajak para peserta FGD yang hadir untuk menjadikan yellow card ini kita sebagai penyemangat untuk terus berbenah.
“Kalau kita kelola dengan sangat baik pariwisata ini, khususnya Danau Toba, maka APBD kita akan lebih besar daripada yang ada sekarang hanya 14 triliun lalu,” ujar Ahmad Hadian mencontohkan Provinsi Jawa Barat dan Bali yang sumber pemasukan APBD terbesarnya berasal dari sektor pariwisata.
Sementara, Pembicara lainnya Onrizal Akademisi dari USU mengatakan Global Geopark Danau Toba dalam pengelolaannya harus holistik atau menyeluruh. Lalu, dirinya membandingkan pengelolaan global geopark Danau Toba dengan Global Geopark Langkawi, Malaysia yang sudah mampu membuat masyarakatnya sejahtera.
Panut Hadi Siswoyo Ketua Forum Kehutanan Daerah Sumatra Utara juga mengatakan Danau Toba adalah beyond tourism atau bahasa sederhananya Danau Toba bukan hanya tentang pariwisata saja, tapi lebih dari itu aspek sosial dan lingkungannya juga harus diperhatikan.
Peserta yang hadir pada FGD kali ini berasal dari Ormas dan LSM juga dihadiri Abdul Aziz dari Yayasan Komunitas Siaga Bencana (KOGANA) Sumatra Utara, Joko Imawan Ketua PW. Pemuda Persis yang konsen akan kemajuan Pariwisata dan lingkungan yang ada di Sumatra Utara.
Reporter: Mirza
Editor: Khoirul Anam