Dispar Kutim bersama PD Lakukan Rapat Pemantapan Jelang Puncak Kharisma Event Nusantara Lomplai 2023
Foto: Rapat persiapan menjelang puncak Kharisma Event Nusantara Lomplai 2023, Senin, 17 April 2023 (Foto: Arie Firdaus)
Sangatta, MZK News – Dinas Pariwisata Kutim bersama Perangkat Daerah (PD) melakukan Rapat Pemantapan dan Persiapan menjelang puncak Kharisma Event Nusantara Lomplai 2023 yang akan digelar di Desa Nehas Liah Bing, Kecamatan Muara Wahau, 29 April – 2 Mei 2023. Rapat tersebut dilakukan guna untuk mendukung kegiatan dan bertempat di ruang rapat Dinas Perhubungan, Senin (17/04/2023).
Acara rapat dipimpin Kadispar Kutim, H Nurullah didampingi Sekretaris Tirah Satriani dan dihadiri Kadis PMDPTSP, Teguh Budi Santoso, Perwakilan Dinas Perhubungan, Perwakilan Dinas Koperasi UKM, Perwakilan Dinas Kominfo Staper dan Stakeholder lainnya.
Dalam pemaparannya, Sekretaris Dispar Kutim, Tirah Satriani mengatakan, bahwa Lomplai 2023 itu salah satu event dalam kategori nasional yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara.
“Ini pertama kalinya Lomplai masuk dalam event Nasional, meskipun Lomplai ini sudah sering dilaksanakan oleh adat Muara Wahau,” ujarnya.
Dia menambahkan, bahwa Dispar harus melakukan kerja sama dalam melakukan event tersebut, karena tidak bisa melakukan sendiri. Dalam hal ini, Dispar bekerja sama dengan Perangkat Daerah.
“Harapannya, dengan bekerja sama, kegiatan (Lomplai) ini bisa berjalan dengan baik dan semoga tahun depan kembali masuk dalam Kharisma Event Nusantara lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kadispar Kutim, H Nurullah saat memimpin rapat mengatakan, visi dari event ini yaitu untuk melestarikan kearifan lokal Dayak Wehea, sedangkan misinya yaitu memelihara, menjaga dan memperkenalkan kearifan lokal Dayak Wehea ke publik.
Nurullah menjelaskan, bahwa tujuan dari kegiatan itu adalah sebagai potensi wisata budaya serta mendukung program pemerintah dalam upaya melestarikan dan mengembangkan potensi wisata budaya ke kancah nasional.
“Selain itu memberikan kepada generasi penerus Dayak Wehea akan pentingnya melestarikan kearifan lokal sebagai identitas,” jelasnya.
Kemudian, tambah Nurullah, bahwa keunikan dari Lomplai, dilakukan setiap tahun. Kearifan lokal yang turun-temurun dan perpaduan ritual, keyakinan dan seni tari seperti Tari Hudoq, Tarian Massal Tumbam Batman dan lainnya.
“Dampak sosial dan budaya dari penyelenggaraan event ini agar terciptanya rasa dan semangat kegotongroyongan masyarakat serta terciptanya rasa kecintaan kaum muda pada kearifan lokal,” kata Nurullah.
Sedangkan, untuk dampak ekonomi, perputaran keuangan meningkat selama event berlangsung dan bisa memberikan keuntungan bagi para pedagang lokal dan kesempatan bagi UMKM untuk memasarkan produk kerajinan tangan kepada pengunjung.
“Dampak lingkungannya, Lomplai ini mengajarkan bahwa lingkungan dan hutan merupakan lumbung pangan bagi kehidupan semua makhluk,” ujarnya.
Nurullah juga mengatakan, bahwa dalam event ini ada 11 rangkaian kegiatan yaitu, Ritual Nyesek E’gung, Ritual La’q Pes’yai, Ritual Na’q Pes’yai Duq’min, Ritual Na’q Pes’yai Wet’min, Ritual Na’q Unding Pang’pea, Ritual En’die M’na’n, Ritual Na’q Jengea, Ritual Em’bos Jengea, Ritual Ngel’dung, Ritual Em’bos Jika dan Ritual Em’bos Espaq Pla’I.
“Ke 11 kegiatan ritual tersebut merupakan rangkaian dalam pelaksanaan ritual Lomplai yang puncak kegiatannya disebut Embob Jengea,” pungkas Nurullah.
Penulis: Arie Firdaus
Editor: Khoirul Anam