ArtikelEkonomi & BisnisFEATUREDTOP STORIES

Jangan Gampang Kaget, Saatnya Menteri Perdagangan Buktikan Kapasitas!

(Sumber Foto: pinhome.id)

Oleh: Alvin Gumelar Hanevi

Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo melantik dua menteri dan tiga wakil menteri pada reshfulle kabinet yang kedua pada Rabu 15 Juni 2022 lalu. Beberapa nama yang mengisi pos menteri dan wakil menteri tersebut adalah Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan yang dilantik sebagai Menteri Perdagangan, kemudian Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang didapuk menjadi Menteri Agraria & Tata Ruang (ART) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Selanjutnya Pimpinan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri Agraria & Tata Ruang (ART) dan Badan Pertanahan Nasional (BPN), berikutnya Mantan Wakil Menteri PUPR Wempi Watimpo dilantik menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri, dan Kader Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor dilantik sebagai Wakil Menteri Ketenagakerjaan.

Diantara dua menteri dan tiga wakil menteri hasil reshfulle kabinet kedua yang dilantik Presiden Joko Widodo pada rabu minggu lalu, posisi Menteri Perdagangan (Mendag) yang diemban Zulkifli Hasan menjadi sorotan. Kegagalan Mendag sebelumnya yaitu Muhammad Lutfi dalam mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goring (migor) membuat posisinya tergantikan. Zulkifli Hasan yang sebelumnya pernah menjadi Menteri Kehutanan pada era Presiden SBY dianggap menjadi sosok yang tepat untuk memperbaiki kinerja Kementerian Perdagangan.

Pasca dilantik menjadi Mendag, Zulkifli Hasan melakukan blusukan ke pasar untuk memantau sejumlah harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Cibubur, Jakarta Timur. Mendag Zulkifli Hasan kaget sejumlah kebutuhan pokok seperti cabe rawit yang menyentuh harga Rp 100.000 per kilogram dan cabe merah yang merangkak naik hingga Rp 85.000. dan komoditas pangan lainnya seperti ayam juga menyentuh angka Rp 40.000 per kilogram.

Lontaran “kaget” yang disampaikan Mendag Zulkifli Hasan mendapatkan reaksi keras dari warganet yang menurutnya sangat tidak masuk akal seorang Mendag kaget melihat harga bahan pangan yang sudah naik sejak beberapa bulan belakangan.

Seharusnya sebagai seorang Mendag yang baru saja dilantik, Zulkifli Hasan harus memahami persoalan harga pangan yang sedang dihadapi masyarakat dan menemukan formulasi kebijakan yang tepat untuk membantu masyarakat, alih-alih melontarkan statement “kaget” melihat harga komoditas barang pangan naik.

Sudah saatnya Medag Zulkifli Hasan mengeksekusi perintah yang sudah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo untuk menstabilkan harga pangan dan menyelesaikan persoalan minyak goreng (migor) yang belum terselesaikan hingga saat ini. Sebagai seorang yang pernah menduduki kursi eksekutif dan legislatif sudah seharusnya Mendag Zulkifli Hasan membuktikan kapasitas sebagai seorang menteri yang pemikiran dan tindakannya dibutuhkan untuk membantu masyarakat.

Beberapa kebijakan yang mungkin bisa diluncurkan oleh Mendag Zulkifli Hasan untuk mengatasi harga pangan. Pertama operasi untuk mengendalikan harga komoditas harus dilakukan, Mendag Zulkifli Hasan mengeluarkan perintah kepada jajarannya baik di di tingkat pusat maupun daerah untuk melakukan operasi guna mengendalikan harga komoditas pangan di pasar-pasar seluruh Indonesia. Dengan demikian Mendag Zulkifli Hasan bisa memonitor kondisi harga komoditi pangan di pasar-pasar seluruh Indonesia. Kedua adanya kebijakan fiskal khusus ekspor dan impor pangan. Bekerja sama dengan Menteri Keuangan, Mendag melakukan komunikasi dan berdiskusi persoalan kebijakan fiskal khusus ekspor dan impor pangan agar impor pangan tidak jor-joran menyerbu Indonesia yang tentunya membuat petani merugi karena kalah saing. Ketiga memastikan pasokan pangan dalam negeri tercukupi, biasanya harga bahan pokok naik karena pasokan pangan tidak sesuai dengan permintaan nasional, oleh sebab itu Mendag harus memastikan pasokan bahan pangan dalam negeri harus tercukupi agar tidak terjadinya kenaikan harga pangan. Keempat cadangan atau stok bahan pangan yang ada pada pemerintah tidak boleh sekedar cukup tetapi juga harus kuat. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, selain itu dengan stok bahan pangan yang kuat akan mencegah dan menangkal spekulasi yang ada. Kelima mengantisipasi mafia pangan. Kelangkaan minyak goreng disinyalir dilakukan oleh para mafia, oleh karena itu Mendag Zulkifli Hasan harus bekerjasama dengan pihak Polri untuk memburu dan mencegah agar bahan pangan tidak dikendalikan oleh mafia pangan tetapi harus diatur oleh negara oleh karena itu negara harus kuat dan tidak boleh kalah dengan mafia pangan. Keenam produktivitas dalam negeri harus ditingkatkan. Untuk mencegah kenaikan harga pangan pemerintah harus mendorong produktivitas bahan pangan dalam negeri, bekerja sama dengan Menteri Pertanian Mendag Zulkifli Hasan harus memastikan produktivitas pangan dalam negeri harus meningkat. Selain untuk mencegah terjadinya kenaikan harga pangan juga mencegah terjadinya kelangkaan pangan. Sehingga menurunkan impor pangan yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan mengingat kondisi Indonesia yang kaya akan sumber daya alam terkhusunya bahan pangan. Terakhir prediksi pangan harus akurat, Mendang harus bekerjasama dengan para aktivis, praktisi, dan ahli pangan untuk melihat prediksi pangan kedepannya baik jangka pendek maupun dalam jangka waktu yang panjang serta diharapkan jangan terlalu over confident sehingga keliru hal ini penting untuk menakar supply dan demand bahan pangan.

Dengan beberapa kebijakan diatas diharapkan Mendag Zulkifli Hasan dapat menyelesaikan persoalan harga pangan. Alih-alih melontarkan kalimat “kaget” atau “kasihan” terhadap nasib pembeli dan pedagang, lebih baik Mendag dengan segala kekuasaan yang dimiliki menstabilkan harga pangan. Rakyat tidak hanya bisa dikenyangkan dengan kata-kata tetapi lebih daripada itu tindakan yang menyelamatkan nasib mereka jauh lebih berharga. Selamat bertugas Mendag baru!.

Editor: Khoirul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *