Birrul Walidain
(Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua)
Oleh: Khoirul Anam
Birrul walidain merupakan suatu kewajiban bagi seorang anak, terutama kepada seorang ibu yang telah merawat kepada kita, tanpa kenal lelah dan ngeluh sama sekali. Berterima kasihlah kalian pada ibu, yang sudah merawat kita dengan penuh kasih sayang dengan suka rela untuk mengenyampingkan kebutuhannya sendiri demi kita, tanpa ada kata mengeluh dan tidak sanggup.
Sebagai anak, jika kita masih berani mengucapkan kata-kata kasar kepada kedua orang tua kita, maka ingatlah, dalam al-Quran juga mengingatkan, berpikirlah dua kali, karena sejatinya, orang tua kita itu tidak pernah memarahi kita, apakah orang tua kita pernah memarahi kita? Tentunya tidak! Marah dari ibu atau pun bapak itu merupakan sebuah ungkapan kasih sayang mereka terhadap kita, agar kita kelak menjadi orang yang selalu di jalan yang benar yaitu jalan ridho-Nya. Hal ini terjadi saat ibu kita mengandung, kata-kata yang terus diucapkan tidak lain hanyalah, “Semoga kelak menjadi anak yang soleh atau solehah, dan lahirlah dengan selamat yang dapat bermanfaat bagi sesama, bagi lingkungan, bagi nusa dan bangsa.”
Kata-kata awal sebelum kita lahir ke dunia itu sudah mengandung makna dan harapan yang baik dari mereka, terutama ibu. Maka ingatlah, jika kalian akan melawan dan menyakiti hatinya, ingatlah bahwa orang tua itu tidak pernah mengatakan, “Aku capek mengurusmu, aku kesal, aku lelah dan aku bosan.” Oleh karena itulah betapa sayangnya mereka kepada kita. Kata-kata kasarmu itu akan lebih menyakitkan dari pada terjatuh, terluka dan dimusuhi oleh orang lain, dibandingkan anaknya sendiri yang melakukannya, karena kasih sayang ibu tidak akan tertukar dengan apa pun yang ada di dunia ini.
Bagaimana jika seorang ibu meminta nominal untuk kita bayar, mulai sejak kecil hingga kita menjadi dewasa atau bahkan saat kita sudah kaya dan sukses? Berapakah nominal yang akan kita keluarkan, berapa miliar rupiah yang kita siapkan? Anda mampu menghitungnya? Maka dari itu, janganlah sekali-kali untuk melawannya, jika kita tidak mampu untuk membayarnya. Apakah itu mampu kita sediakan, kemudian dapat untuk menggantikan rasa capeknya seorang ibu, dalam merawat anaknya? Jawabnya tentu tidak. Tidak akan pernah bisa untuk membayar jerih payah ibu kepada anak, meskipun orang itu mempunyai segala-galanya.
Orang tua tidak akan meminta apa pun kepada anaknya, dan tidak akan menuntut bagaimanapun perilaku anak terhadapnya. Namun, kebanyakan anaklah yang berani dan mau menuntut kepada orang tuanya. Mereka hanya meminta satu permintaan saja, jika kelak mereka sudah tiada, maka doakanlah, doakanlah, dan doakanlah. Itulah yang permintaan paling terakhir darinya kepada anak-anaknya, karena tidak ada yang lebih penting dari doa baginya.
“Robbi Ighfirli Waliwalidaiya Warhamhuma Kama Robbayani Shogira”
Artinya: Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku waktu aku kecil.