DaerahNewsPuisiRegionalSastra KitaTOP STORIES

Di Masa Pandemi, Dua Buku Puisi Lahir di Padangpanjang

Padangpanjang, MZK News – Dua buku puisi di masa pandemi lahir di Padangpanjang. Buku itu berjudul “Kesaksian Sepasang Sandal” karya Muhammad Subhan dan “Rajah” karya Sulaiman Juned.

“Kesaksian Sepasang Sandal” telah diluncurkan Jumat, 25 September 2020, bersama 100 buku puisi penyair Indonesia pada kegiatan puncak Festival Sastra Internasional Gunung Bintan, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Sementara, “Rajah” akan duluncurkan serta didiskusikan pada Sabtu, 31 Oktober 2020, mendatang, di Padangpanjang.

Menurut penulis buku puisi “Rajah”, Sulaiman Juned, mengingat kondisi pandemi belum juga memperlihatkan tanda reda, peluncuran buku “Rajah” akan dilakukan secara daring memanfaatkan aplikasi Zoom.

“Seratusan peserta telah mendaftar untuk mengikuti peluncuran dan diskusi buku ini,” kata Sulaiman Juned, Senin (19/10/2020), sepulang dari pementasan Opera Batak Sisingamangaraja XII yang sukses dihelat di Kabupaten Samosir, Sumatra Utara.

Di sesi diskusi buku, ungkap Sulaiman Juned, akan hadir sebagai pemantik Dr. Sahrul N, S.S., M.Hum. (Kritikus Sastra, Akademisi), Mustafa Ismail (Redaktur Sastra Koran Tempo), dan Muhammad Subhan (Penulis, Editor, dan Pegiat Literasi). Diskusi dipandu Ubai Dillah Al Anshori (Penyair, Redaktur Tamu Ruang Budaya Harian Rakyat Sumbar).

Setidaknya, sebanyak 61 puisi yang terhimpun di dalam buku “Rajah” akan dikupas para pembicara dan kegiatan itu ikut menyemarakkan kegiatan-kegiatan sastra di Padangpanjang yang kiat menggeliat.

Selain penyair, Sulaiman Juned merupakan doktor penciptaan seni teater yang mengampu Prodi Seni Teater Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, sekaligus sutradara dan aktor teater. Ia juga pendiri dan penasihat Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang, sebuah komunitas seni dan sastra yang telah berusia lebih 20 tahun.

Sementara buku puisi “Kesaksian Sepasang Sandal” karya Muhammad Subhan memuat 70 puisi yang ia tulis sepanjang kurun waktu 2018-2020. Menurutnya, puisi-puisi itu telah terbit di sejumlah media massa, namun sedikit di antaranya merupakan puisi-puisi yang baru ia tulis dan belum dipublikasikan.

Selain menulis puisi, Muhammad Subhan juga menulis cerpen, esai, dan novel. “Rumah di Tengah Sawah” (2015), novel yang ia rampungkan setelah “Rinai Kabut Singgalang” (2011) berhasil lolos kurasi Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2017, di Ubud, Bali. Pada tahun 2019, puisinya lolos tiga besar Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.(*)

Reporter: Fitrah
Editor: Martha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *