Penguatan Sinergitas Orang Tua dan Guru Dalam Mencegah Kasus Perundungan di Sekolah
Oleh: Alvin Gumelar Hanevi, M.Pd.
Kasus yang terjadi di SMA 72 Jakarta merupakan satu dari ribuan contoh kasus yang awali dengan perundungan yang terjadi di sekolah.
Kasus perundungan di lingkungan sekolah bukan lagi masalah kecil yang bisa dianggap sepele. Dampaknya tidak hanya dirasakan saat itu juga, tetapi dapat terbawa hingga dewasa, memengaruhi rasa percaya diri dan kesehatan mental anak. Oleh karena itu kerja sama erat antara orang tua dan guru merupakan elemen paling penting dalam upaya pencegahan perundungan.
Pertama, orang tua dan guru memiliki akses langsung terhadap perkembangan emosional dan perilaku anak. Guru melihat bagaimana anak berinteraksi di sekolah, sementara orang tua memahami kondisi anak di rumah. Ketika kedua pihak ini saling berbagi informasi dan pengamatan, potensi perundungan dapat terdeteksi jauh lebih cepat. Banyak kasus perundungan yang tidak tertangani dengan baik justru karena komunikasi antara rumah dan sekolah tidak berjalan.
Selain itu, kerja sama ini juga menciptakan kesinambungan nilai. Anak membutuhkan teladan yang konsisten, baik di sekolah maupun di rumah, tentang bagaimana memperlakukan sesama dengan hormat dan empati. Jika guru mengajarkan anti-perundungan tetapi di rumah anak melihat perilaku agresif atau tidak peduli, pesan itu menjadi kontradiktif. Dengan adanya keselarasan sikap orang tua dan guru, anak akan lebih mudah memahami bahwa perundungan tidak pernah dapat dibenarkan di mana pun.
Lebih jauh lagi, hubungan yang baik antara orang tua dan guru memungkinkan adanya penanganan terpadu ketika kasus perundungan terjadi. Guru dapat memberikan laporan perkembangan dan mengambil langkah pendidikan, sementara orang tua memberikan pendampingan emosional dan mengajarkan keterampilan sosial di rumah. Pendekatan holistik seperti ini lebih efektif dibandingkan upaya sepihak.
Namun, kerja sama ini tidak akan terwujud tanpa komunikasi yang terbuka dan keinginan untuk saling mendukung. Orang tua harus lebih terlibat, tidak hanya hadir saat menerima rapor. Sebaliknya, guru juga perlu menyediakan ruang dialog yang nyaman agar orang tua tidak merasa sungkan untuk menyampaikan kekhawatiran.
Pada akhirnya, mencegah perundungan bukan hanya tugas sekolah atau keluarga saja, tetapi tanggung jawab bersama. Jika orang tua dan guru mampu bekerja sama sebagai satu tim, maka kita tidak hanya melindungi anak-anak dari perundungan, tetapi juga membentuk generasi yang lebih berempati, berani, dan bertanggung jawab.