OpiniPerguruan TinggiTOP STORIES

Mengulik Keefektifan Learning Management System (LMS)

Oleh: Tri Widyastuti (Dosen Manajemen dan Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Informatika)

Aristoteles berkata, “Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis. ” Mungkin ini bisa menggambarkan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Pembelajaran daring menjadi kegiatan baru yang banyak dilakukan mahasiswa. Peraturan dirjen perguruan tinggi yang membuat kebijakan pembelajaran daring untuk kampus-kampus sampai Maret 2021 memaksa pihak kampus dan mahasiswa menggunakan sarana belajar baru “Learning Management System (LMS).”

Penggunaan LMS menjadi momok baru yang bisa sangat membantu pembelajaran daring, tapi juga memberikan kendala bagi mahasiswa dan dosen. Dari awal semester sampai saat ini ada kendala-kendala terjadi di kelas-kelas yang saya ampu. Beberapa mahasiswa tidak dapat mengakses sistem.


“Bu, saya gak bisa login. Absensi saya gimana? “
“Bu, tugasnya gak bisa di-upload ke LMS, saya submit lewat whatsapp saja ya.”

Hampir setiap awal pembelajaran, keluhan mahasiswa tetap saja hal yang sama, tidak bisa masuk ke sistem LMS. Entah karena kuota mereka atau memang LMS yang sedang penuh jaringannya. Namun, hal ini menjadi kendala yang bisa mempengaruhi kegiatan perkuliahan. Mahasiswa akan menunda kegiatan belajarnya dengan alasan tidak bisa mengakses LMS dan meminta perpanjangan waktu pengerjaan. Bahkan sebagian yang lain memilih untuk tidak mengerjakan. Lalu, bagaimana solusinya?

Saat ini pihak perguruan tinggi sudah menambah kapasitas server semaksimal mungkin agar mahasiswa dan dosen bisa mengakses LMS dengan lebih baik, Kesiapan tenaga IT juga semakin ditingkatkan untuk menangani kendala sehari-hari.

Adanya fasilitas LMS memberikan kemudahan bagi mahasiswa dan dosen dalam pembelajaran dan penyampaian materi. Lebih lanjut, adanya grup chatting baik melalui whatsapp, telegram atau media lain semakin mempermudah koordinasi pembelajaran daring. Mahasiswa dan dosen dapat berinteraksi lebih baik. Semoga kondisi pembelajaran daring akan menjadi lebih terkoordinasi dengan baik dan semua kendala bisa teratasi. Sehingga proses pengajaran dan pembelajaran bisa mencapai tujuan sesuai kurikulum yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *