Jokowi: Membangun Legacy Kekuasaan Melalui Politik Dinasti
Foto: Presiden Jokowi (Sumber Foto: potianakinformasi.com)
Oleh: Alvin Gumelar Hanevi, S.Pd.
Pada tanggal 20 Oktober 2024 mendatang, Presiden Jokowi resmi menyelesaikan masa tugasnya sebagai orang nomor satu di Republik ini. Sebagaimana di pemberitaan yang ada Jokowi akan kembali pulang ke kampung halamannya di Solo Jawa Tengah.
Menjelang akhir masa jabatannya, Jokowi menorehkan catatan minor terutama menyangkut kualitas demokrasi. Keberhasilan Jokowi menempatkan putranya Gibran Rakabuming Raka menjadi Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 menjadi legacy buruk Jokowi jelang akhir masa jabatannya.
Walupun dalam konteksnya keberhasilan Gibran meraih kursi nomor 2 melalui proses pemilu. Namun, dalam prosesnya menimbulkan masalah yang sangat pelik. Mulai dari keputusan MK yang geger memberikan ruang bagi Gibran untuk berkontestasi (Ketua MK saat itu paman Gibran), dan adanya pembagian bansos yang sarat politisasi yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi.
Selain Gibran, beberapa keluarga dekat Jokowi juga digadang-gadang ikut kontestasi seperti Bobby (menantu) yang ikut kontestasi Pilgub Sumut dan Kaesang (anak) yang juga diisukan menjadi bakal calon wakil gubernur Jakarta.
Pada dasarnya, baik Gibran, Kaesang, dan Bobby merupakan warga negara yang juga memiliki hak politik yang sama untuk memilih dan dipilih. Namun dengan tampuk kekuasaan yang masih di pegang oleh Jokowi sangat mungkin potensi Jokowi membangun dinasti politik sangat tinggi sehingga ini tentunya akan melahirkan preseden buruk bagi akhir pemerintahan Jokowi di periode kedua ini.