Seorang Disabilitas di Kerinci Sukses Jalankan Berbagai Usaha
Foto: Seorang Disabilitas di Kerinci yang sukses menjalankan berbagai usaha foto bersama Polisi (Foto: IST)
Sungai Penuh, MZK News – Sebagai seorang penyandang disabilitas Tunanetra, tak membuat Purnawirawan (42) warga Desa Sungai Abu, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, menyerah dalam menjalani kehidupan. Justru ia merasa tertantang untuk sukses dengan menjalankan berbagai usaha sekaligus.
Purnawirawan ini sangat memiliki semangat untuk mencari rezeki dengan berusaha cukup besar meskipun keterbatasan fisik, karena dirinya mampu mengangkat derajat perekonomian keluarganya, yang dilakukan terkhusus untuk orang tuanya.
“Kita punya usaha itu macam-macam ada jual handphone second, jual pulsa, rental PS, rental alat musik, Bilyard, dan warung,” ungkap Purnawirawan, Jumat (19/7/2024).
Dirinya menceritakan, jika saat ini dia tinggal bersama orang tuanya, sempat menikah, namun alasan ekonomi dan keterbatasan fisik yang dimiliki membuat dirinya ditinggal sang istri.
“Saya awalnya normal, saya dapat musibah menjadi tunanetra itu tahun 2005 saat lulus SPP di Sanggaran Agung, ayah meninggal 4 bulan sebelum lulus kemudian kita mencari modal 2 kali ke Malaysia,” ungkapnya.
Sebelum menjadi penyandang tunanetra, dirinya mengaku sempat demam cukup tinggi, setelah hal itu terjadi penglihatannya mulai kabur dan tidak lama kemudian tidak bisa melihat sama sekali.
“Sudah berobat Dokter maupun berobat dusun, mata saya itu rasanya kayak ada benangnya, tapi orang nggak ngelihat cuma saya ngerasa aja. Kata dokter saya terkena penyakit glaukoma,” paparnya.
Glaukoma adalah Sekelompok kondisi mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Dengan semua jenis glaukoma, saraf yang menghubungkan mata ke otak rusak, biasanya karena tekanan mata yang tinggi.
Saat ini usaha yang dirintisnya terus berkembang, dan mampu membantu perekonomian keluarganya dan orang-orang disekitarnya dengan bekerjasama membantu dirinya.
Dia juga menceritakan usaha yang dirintisnya memiliki cerita suka dan duka. Terlebih karena kondisi fisik yang dimiliki membuat orang-orang tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya.
“Saya sering ditipu, bahkan baru saja uang saya dirampok di rumah saya. Pelakunya udah ketemu dan ngaku kalau dia malingnya, bahkan ada buya yang pernah nipu saya saat beli rokok katanya uang 50 ribu ternyata uang 20 ribu. Tapi saya ikhlas, nanti dibalas banyak oleh Allah dengan Reski yang halal,” ceritanya.
Sebagai salah satu penyandang disabilitas, dirinya berharap pemerintah bisa lebih memberikan solusi untuk disabilitas bisa bekerja sesuai kemampuan yang dimiliki. Seperti pemberian modal usaha, karena penyandang disabilitas butuh penyokong untuk keahlian yang dimiliki.
“Contohnya gini, saya punya teman yang bisa ngurut itu bisa dikasih modal untuk beli alat terapis, nah… Ada juga yang bisa menganyam, memasak, dan lainnya, butuh modal untuk bekerja menyambung hidup bukan diberikan bantuan tongkat, kursi roda, dan Al-Qur’an difabel tapi kita butuh dukungan untuk kami bisa memenuhi kebutuhan hidup dalam mencari rezeki. Karena kami berbeda dari manusia yang normal fisiknya,” ungkapnya.
Saat ini, dia mengaku kalau dirinya dahulu tidak memiliki orang yang menyemangati orang disabilitas sepertinya, karena selalu dipandang sebelah mata. Karena cemoohan dan rasa sakit hati membuat dirinya terus berusaha, dan juga ada sosok polisi hebat yang menjadi sahabatnya memberi dukungan dan solusi agar dirinya makin berkembang sehingga bisa seperti saat sekarang ini.
“Saya bersyukur punya sahabat, saudaralah ya, kayak Pak Polisi Asa’ad. Selalu percaya dan mendorong saya agar terus berusaha mengembangkan usaha saya, bahkan Pak Asa’ad juga pernah membantu memodali saya ketika tidak ada yang lain mau membantu saya” tutupnya.
Reporter: Dewi Wilonna
Editor: Khoirul Anam