FEATUREDInternasionalNewsTOP STORIES

Ekonomi Inggris Mencekam! Inflasi Tertinggi dalam 30 Tahun

Foto: Buckingham Palace, London, Inggris (Foto: id.lovepik.com)


Jakarta-Inggris, MZK News – Data baru mengungkapkan bahwa tingkat inflasi di Inggris telah naik menjadi 5,5 persen, peningkatan paling tajam dalam hampir tiga dekade, karena negara itu tetap dalam cengkeraman pengetatan biaya hidup.


Kantor Statistik Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 5,5% pada Januari, naik dari 5,4% pada Desember, level tertinggi sejak Maret 1992, ketika berada di 7,1%.
Demikian laporan dari kantor biro statistik Inggris, yang dilansir Press TV, Rabu (16/2/2022).


Tingginya harga energi menjadi faktor terbesar kenaikan inflasi di Inggris. “Pakaian dan alas kaki juga mendorong laju inflasi naik, meskipun ada penurunan harga-harga barang tradisional,” kata Kepala Ekonom Kantor Statistik Nasional, Grant Fitzner.


Kenaikan harga energi dan biaya bahan bakar telah menjadi faktor terbesar dalam mendorong inflasi hingga mendekati level tertinggi dalam 30 tahun, meskipun harga makanan dan minuman dan banyak kebutuhan sehari-hari juga meningkat.


Awal bulan ini, Bank of England memperingatkan bahwa inflasi harga konsumen bisa mencapai puncaknya sekitar 7,25% pada April, ketika kenaikan 54% dalam tagihan energi rumah tangga yang diatur mulai berlaku, menekan rumah tangga dengan keras.


Menteri Keuangan Britania Raya, Rishi Sunak sejauh ini menolak seruan yang berkembang agar kenaikan pajaknya ditunda, alih-alih menawarkan dukungan termasuk diskon 200 poundsterling yang didanai negara untuk tagihan energi pada bulan Oktober, yang pada akhirnya harus dibayar oleh rumah tangga.


“Kami memahami tekanan yang dihadapi orang-orang dengan biaya hidup. Ini adalah tantangan global tetapi kami telah mendengarkan kekhawatiran orang-orang dan baru-baru ini melakukan langkah untuk menyediakan jutaan rumah tangga hingga £350 untuk membantu tagihan energi yang meningkat,” katanya.

Reporter: Budhi Haryadi

Editor: Martha Syaflina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *