ArtikelPendidikanTOP STORIES

GURU DAN TANTANGAN DI ERA GLOBAL

Oleh: Iga Kurniawan

Hari ini, tanggal 25 November diperingati sebagai hari guru nasional. Peringatan hari guru ini sekaligus meneguhkan eksistensi dan guru di wilayah pendidikan dan pembangunan karakter bangsa. Banyak istilah yang digunakan untuk menjelaskan profesi satu ini. Selain guru istilah seperti syaikh, murobbi, muallim, mursyid, kiai, pengajar, pendidik, dan lain sebagainya juga lazim digunakan dalam dunia pendidikan. Dengan berbagai istilah tersebut, tugas mereka pada intinya sama, yakni memberikan bekal pendidikan pada murid dan peserta didiknya sebagai bekal masa depan mereka.

Pada abad 21 ini, eksistensi guru sempat terganggu dengan munculnya teknologi penunjang pengetahuan yang serba komplit. Internet misalnya, yang mampu menyediakan informasi yang lengkap dan cepat sehingga pengetahuan yang semula hanya didapat dari guru dapat pula diambil dari sumebr-sumber internet tersebut. Akan tetapi meskipun gempuran teknologi sangat masif, eksistensi guru tetap utuh. Guru hingga saat ini masih menjadi profesi yang dibutuhkan banyak pihak.

Kebetulan saya juga seorang guru. Saya berasumsi bahwa eksistensi guru yang hingga saat ini masih kuat disebabkan oleh paradigma dan kesadaran bahwa membangun manusia harus dengan manusia, bukan dengan mesin. Teknologi yang canggih itu boleh saja menyediakan berbagai informasi yang lengkap dan cepat, akan tetapi mereka tidak mampu mengarahkan manusia yang memiliki daya kepekaan alamiah menuju pada pencerahan masa depan. Tanpa guru proses belajar mungkin tidak mampu menemui tujuan esensialnya, yakni membentk karakter manusia yang cerdas intelektual, moral dan spiritual.

ETIKA GURU

Guru tidak semata-mata menuntut muridnya menjadi pribadi yang baik. Akan tetapi guru harus terlebih dahulu memiliki etika-etika itu agar dapat dicontoh oleh murid-muridnya. Menurut Kiai Hasyim dalam kitab Adabul Allim wal Muta’allim, seorang guru harus memiliki 14 etika saat bersama dengan muridnya. Dalam tulisan ini hanya akan diulas beberapa saja.

Pertama, saat mengajar guru harus menata niat dan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan yang dimaksud dalam mengajar adalah mengharap ridla Allah, menyebarkan ilmu, menghidupkan syariat, tegaknya kebenaran dan padamnya kebatilan, eksistensi kebaikan ummat dengan kemunculan banyak orang pandai, mengharap pahala dari ilmu yang disampaikan, keberkahan doa dari murid-muridnya karena mata rantai ilmu yang telah dibangun.

Kedua, tidak begitu saja enggan mengajar pada orang yang belum mengerti cara menata niat yang benar. Seorang guru tidak boleh serta-merta menolak seseorang karena ia belum mengetahui tata cara mencari ilmu. Akan tetapi justru orang yang belum mengerti cara menata niat dalam hatinya harus dibimbing secara bertahap. Di sanalah peran guru yang sesungguhnya, yakni mengajarkan kebaikan dan memberikan pengertian pada seseorang yang belum mengerti.

Ketiga, mencintai muridnya sebagaimana ia mencitahi diri sendiri serta membenci sesuatu yang ada di dalam diri muridnya itu sebagaimana ia membenci sesuatu yang ada pada dirinya.. Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi dalam sebuah hadits bahwa seseorang tidak sempurna imannya apabila tidak mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Keempat, menyampaikan materi dengan bahasa yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh murid. Terutama apabila murid yang dihadapi memiliki ahklak yang santun dan tampak antusias dalam belajar. Selain itu guru juga tidak diperkenankan menyembunyikan pengetahuan yang dimilikinya apabila ia ditanya sang murid tentang suatu hal. Di sisi lain guru juga hendaknya tidak menyampaikan sesuatu yang menyulitkan muridnya. Jika sang murid bertanya tenang hal tersebut sebaiknya tidak dijawab dan memberinya pengertian bahwa hal tersebut belum layak untuk ia ketahui.

Kelima, seorang guru atau pendidik hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengajar dengan tanpa memaksa murid memahami materi yang terlalu banyak hingga ia tidak mampu mencernanya. Kecuali apabila sang murid mampu menerima penjelasan yang disampaikan oleh gurunya. Di sini tampak bahwa ada perbedaan perlakuan seorang pendidik kepada muridnya dengan memberikan porsi pelajaran yang proporsional dan terukur. Dalam konsep Nabi Muhammad adalah berbicara dengan seseorang sesuai kadar kemampuan akalnya.

Selamat hari guru. Semoga kita mampu menjalankan profesi guru dengan baik. Sebab salah satu pekerjaan yang paling berat adalah mengajar. Jika model industri mengelola dan membentuk benda-benda mati, maka guru membentuk karakter manusia yang bernyawa, berakal dan berperasaan. Inilah yang menyebabkan guru menyadang gelar pahlawan tanpa tanda jasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *