ArtikelFEATUREDOpiniPendidikan

Catat! Akhlaq Lebih Utama Daripada Ilmu

Orang yang mempunyai ilmu tanpa akhlaq bisa menjadi sombong, dan orang yang mempunyai akhlaq dan ilmu akan tawadhu’ (lembut ). Betapa pentingnya akhlaq bagi kehidupan sehari-hari, karena dengan akhlaq orang dapat peka, peduli dengan sesama dan juga akan tahu bagaiaman caranya untukmenghormati dan menghargai orang lain. Bukan hanya istilah-istilah saja, namun bisa kita lihat dan ingat kembali bahwa Nabi Muhammad Saw juga diutus sebagai Rasul adalah untuk menyempurnakan akhlaq.

Dalam kitab Jawahiral Adab, kitab karya dari Imam al-‘Allamah Abi Abdul Hamid Ahmad Nawawi, disebutkan dalam muqoddimahnya;

حَمْدًا لِمَنْ عَلَّمَنَا خَيْرَ الْاَدَابْ  بِهِ تَمَيَّزْنَا عَنِ الْبَهَائِمِ

“Hamdan Li Man, ‘Allamanaa Khoirul Adabi, Bihi Tamayyaznaa ‘ani al-Bahaaimi”

Artinya; “Dengan memuji Dzat yang mengajarkan bagi kita semua sebaik-baiknya adab / tata krama. Dengan adab / tata krama itu kita semua menjadi berbeda dengan hewan.”

Nah dari nadhom di atas terlihat dengan gamblang, apa yang telah di katakan oleh pengarang dari kitab tersebut, bahwa dengan akhlaq itu manusia mempunyai kelebihan dari makhluk yang lain, seperti hewan dan yang lebih baiknya lagi kita juga tidak bisa disamakan dengannya.

Memang benar, bahwa manusia dengan hewan sudah memiliki perbedaan yang lain, jika manusia dibekali akal, dan hewan tidak, maka itu sudah merupakan sesuatu yang  menjadi keistimewaan tersendiri. Akan tetapi jika bekal akal itu tidak diisi dengan yang namanya akhlaq, bisa jadi manusia akan lebih kejam daripada hewan, karena tidak punya rasa simpati, peduli dan belas kasihan dengan sesama dan tidak bisa menghormati atau mengahargai orang lain.

Sebagai contoh, anak yang berani melawan orang tuanya sendiri, atau murid yang menentang gurunya dsb. Hal itu dapat kita jadikan sebagai sebuah pelajaran, bahwa betapa pentingnya mempunyai akhlaq yang baik untuk dilakukan dlaam kehidupan sehari-hari.

Akhlaq kedudukannya lebih tinggi dari ilmu. Orang berilmu belum tentu berakhlaq begitu juga sebaliknya. Wallahu A’lam.

Penulis: Bang Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *