NasionalOpiniTOP STORIES

Desa Sumberagung Terdampak Banjir, Mengapa?

Jakarta, MZK News- Desa Sumberagung terkena Banjir setelah beberapa tahun aman-aman saja. Sebelumnya, sejak tahun 1991-an hingga 2020 belum pernah terjadi peristiwa luapan air sungai hingga menimbulkan dampak banjir sebagaimana sekarang ini. Pada tahun 2018 hingga 2020 memang sempat ada indikasi aliran sungai yang penuh, hanya saja tidak sampai meluap hingga mengalir ke rumah penduduk.

Peristiwa ini tentu mengagetkan sebagian besar penduduk, terlihat dari berbagai komentar di Facebook dan unggah di grup WhatsApp yang seolah-olah tidak percaya dengan apa yang terjadi.

“Sungai banjir lagi, ini yang kedua kalinya setelah kemaren, semua waspada ya luurr, bencana dimana,” ujar salah satu penduduk dalam video WhatsApp Grup yang saya ikuti.

Terlepas dari bencana yang terjadi, ada hal penting yang perlu dicermati, ada komentar menggelitik dari salah satu akun Facebook inisial @Mas Ipul. Ia mempertanyakan apa penyebab terjadinya bencana banjir di wilayah ini.

Jika dicermati, luapan air sungai yang menimbulkan banjir ini tidak lain disebabkan oleh pengelolaan dan pelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS) yang kurang tepat.

Secara umum, DAS terdiri atas tiga bagian utama yakni bagian hulu, tengah dan Hilir. Idealnya, bagian Hilir ini berfungsi sebagai daerah resapan air, daerah penahan aliran air agar tidak terlalu deras. Bagian tengah berfungsi penyeimbang dan bagian Hilir sebagai penampung.

Manajemen DAS pada masing-masing bagian juga berbeda, baiknya bagian hulu harus banyak tanaman besar, sistem terasering pada lereng curam, dan sejenisnya. Pada bagian tengah, baiknya aliran air pada sungai kecil tidak seluruhnya mengalir ke sungai utama, harus ada tempat penampungan sementara dan daerah resapan untuk menunda aliran air ke sungai utama. Demikian halnya pada bagian Hilir, harus memiliki resapan air yang baik dan tidak terhalang oleh sampah dan tanaman.

Bila melihat model ideal di atas dan kemudian di bandingkan dengan kondisi desa Sumberagung saat ini, maka apa yang menjadi penyebab banjir ini setidaknya bisa terjawab. Pertama, kondisi wilayah Hilir yang kini banyak pemukiman dan pohon-pohon besar sudah hilang. Selain itu, banyak lereng yang curam tanpa diterasering.

Kedua, wilayah tengah yang mayoritas sungai kecilnya mengarah langsung ke sungai utama, tidak terdapat bangunan atau mekanisme pengendali air yang mengalir dari sungai kecil. Ketiga, wilayah Hilir yang jusru dijadikan lahan pertanian. Berdasarkan hasil observasi, wilayah Hilir di desa ini semakin lama semakin dangkal, lantaran sampah dan berbagai material lain tidak dikelola dengan baik.

Jadi, bencana ini tidak serta merta terjadi, melainkan ada akibat pasti ada sebab.

Reporter: Ascarya
Editor: Elsima Nainggolan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *