NasionalNewsTOP STORIES

Terkait Konflik Azerbajian dan Armenia, Ini Penjelasan Dubes Indonesia!

Jakarta, MZK News– Terkait Dengan Konflik Azerbaijan Dan Armenia yang sedang berlangsung memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh yang kaya akan Gas Bumi terbesar di dunia, dimana Azerbaijan adalah negara merdeka dibawah kekuasaan Uni Soviet yang berbatasan dengan Iran Utara dengan penduduk berjumlah 30 juta beretnik Azerbaijan, karena mereka sebetulnya orang orang Azerbaijan berbahasa Turki Ottoman, Turki Usmani dinasti Utsmaniyah. Hal ini disampakan Prof.Dr.H.Husnan Bey Fananie.MA Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan periode 2016 – 2020 pada diskusi publik yang diadakan oleh Rumah Budaya Fenanie Center di Jalan Cipinang Cempedak IV No. 12 Jakarta Timur, Senin (26/10/2020).

Konflik Nagorno-Karabakh telah berlangsung sejak tahun 1990-an, wilayah tersebut diakui secara internasional milik Azerbaijan akan tetapi dalam pemerintahannya dikuasai oleh separatis Armenia. Setidaknya lebih dari 30.000 orang jadi korban sepanjang konflik dua negara yang telah berlangsung hampir 30 tahun. Sejak konflik hebat pecah 27 September 2020 antara negara pecahan Soviet tersebut memakan korban 5000 jiwa seperti yang diduga Presiden Rusia Vladimir Putin sampai saat ini. Sudah melakukan Gencatan ketiga kalinya sejak tanggal 12 Oktober 2020 selalu mengalami kebuntuan diakibatkan keegoisan dari Armenia yang selalu menyerang di luar wilayah tetorial Perang Nargono-Karabakh seperti kota Tafos, dll di wilayah negara Azerbajian.

Kedua negara itu sebelumnya sepakat gencatan senjata pada 10 Oktober dan 18 Oktober. Kedua kesepakatan itu dilanggar oleh baku tembak dan pejabat pemerintah kedua negara saling menyalahkan. Menteri Luar Negeri kedua negara bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Stephen Biegun pada hari Sabtu pekan lalu.

“Menegaskan kembali komitmen untuk menerapkan dan mematuhi gencatan senjata kemanusiaan yang disepakati di Moskow pada 10 Oktober,” bunyi pernyataan bersama mereka.

“Amerika Serikat memfasilitasi negosiasi intensif di antara para Menteri Luar Negeri dan Ketua Bersama Grup Minsk untuk membawa Armenia dan Azerbaijan lebih dekat ke penyelesaian damai (atas) konflik Nagorno-Karabakh,” lanjut pernyataan tersebut.

Dalam pernyataan terpisah, OSCE Minsk Group, yang dibentuk untuk menengahi konflik dan dipimpin oleh Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, mengatakan ketua bersama dan menteri luar negerinya akan bertemu lagi di Jenewa pada 29 Oktober untuk membahas penyelesaian damai dari Konflik Nagorno-Karabakh sesuai dengan prinsip dasar yang diterima oleh para pemimpin Azerbaijan dan Armenia.

Reporter: Titik Suparti
Editor: Khairatul Annisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *