Perubahan dari Diri, untuk Diri, dan Kembali ke Diri
Oleh: Khoirul Anam
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. ar-Ra’d ayat 11).
Sebelum kita jauh untuk berdiskusi, lebih baiknya kita mencermati dan memahami dari ayat di atas. Ayat tersebut memberikan pengertian bagi kita semua, bahwa yang namanya perubahan itu dapat terjadi kapan pun dan di mana pun. Dan perubahan itu dimulai dari diri sendiri, bukan dari yang lainnya. Allah Swt berfirman, Dia tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah dirinya sendiri. Hal ini sudah jelas dan gamblang apa maksud dari ayat tersebut.
Kita dapat mengubah diri kita sendiri, sesuai dengan keinginan masing-masing, mau mencapai apa dan menargetkan apa. Manusia diberikan kemampuan untuk berfikir, untuk menentukan, dan melaksanakan mau dibawa kemana hidup ini, mau ke jalan yang mana, kita telah mengetahui bersama, bahwa pilihan yang ada hanyalah dua saja, baik dan buruk. Baik konotasinya dengan surga, sedangkan buruk dikonotasikan dengan neraka.
Mengubah kebiasaan memang bukanlah perkara mudah, dibutuhkan sebuah perjuangan yang serius dan sungguh-sungguh. Mengapa sih hal itu sering dikatakan dan disebut perkara yang sulit, mengapa jarang sekali orang yang mengatakan mengubah kebiasaan buruk ke yang baik itu gampang?
Nah, mari diskusi bersama, kenapa mengubah kebiasaan kita sendiri itu sulit, begitu, kan? hmmm mungkin juga karena kita tidak biasa dan susah untuk adaptasi dengan hal-hal baru yang muncul, mungkin butuh waktu, atau belum menerima dll.
Pernah tidak sih merasa, bahwa menemukan hal baru yang biasa-biasa saja, tidak menguntungkan pada diri kita? Nah kira-kira apa sih reaksi kita ketika begitu? Tentu biasa saja, kan? Tidak merasa istimewa. Tetapi, misalnya kita mendapatkan sesuatu yang bernilai misalnya, apalagi bernilai rupiah, tentunya kita tidak sulit kan untuk melakukannya, yang secara otomatis itu merubah kebiasaan kita, tanpa kita sadari.
Lantas, kenapa masih bilang sulit akan hal itu, padahal itu telah kita lakukan, yang kita tidak sadari. Dan Sebenarnya itu yang menjadikan sulit itu diri kita sendiri bukan? Jawab singkatnya adalah iya, yang tidak kita sadari.
Semoga bermanfaat.